BISNIS.COM, BATAM--PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan meluncurkan produk kredit rumah murah bagi pekerja sektor informal mulai semester II tahun ini.
Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan dengan diluncurkannya produk kredit tersebut para pekerja sektor informal atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bisa membeli rumah dengan mendapatkan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi.
"BTN membuat produk untuk masyarakat pekerja informal. Sudah fix mereka bisa mendapatkan KPR subsidi, semester II akan kami luncurkan," ujarnya di Batam, Kamis (18/4/2013).
Dia mengatakan program tersebut disusun setelah pihaknya melakukan kajian untuk bisa mensukseskan pengadaan rumah sederhana bagi pekerja sektor informal di Indonesia.
"Ini salah satu bentuk komitmen BTN dan sebenarnya kami lega akhirnya kami akan meluncurkan produk ini," sambungnya.
Dirut BTN Maryono hadir dalam Pembukaan Rakerda DPD REI Khusus Batam sebagai salah satu pembicara.
Dalam sambutannya dia mengatakan pihaknya berharap permasalahan lahan untuk pembangunan perumahan bisa terselesaikan.
Dia mengakui khusus di Batam kalangan perbankan merasakan kesulitan di status lahan yang ada di kawasan ini.
"Ini memang perlu diselesaikan dari sisi legalitas dan hukumnya. BTN Cabang Batam perlu kerja sama dengan beberapa stakeholder disini," katanya.
Dia menyebutkan saat ini aset BTN sebesar Rp112 triliun dengan masuk sebagai 9 Bank aset terbesar di Indonesia tahun lalu.
Adapun total penyaluran kredit perumahan BTN mencatatkan total penyaluran senilai Rp28 triliun sepanjang tahun 2012 atau tumbuh sebesar 28%.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN tahun lalu terkumpul sebesar Rp81 triliun atau tumbuh 30%. BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun pada tahun 2012 atau tumbuh 21%.
"Pertumbuhan kami diatas rata-rata perbankan nasional," kata dia.
Ketua DPD REI Khusus Batam Djaja Roeslim mengatakan pihaknya berharap BTN siap membantu pekerja sektor informal di kota Batam melalui pembiayaan kredit untuk memiliki rumah.
Dia menilai jumlah pekerja sektor informal di Kota Batam sangat banyak namun secara persyaratan tidak memenuhi padahal mereka mampu membayar kredit rumah.
"Sangat banyak tapi secara persyaratan tidak memenuhi, tapi mereka mampu," kata dia.
Dia mengusulkan agar Pemerintah segera menangani kawasan rumah liar atau rumah ilegal yang banyak dihuni pekerja sektor informal dengan menyediakan alternatif tempat tinggal dengan beberapa opsi yang memungkinkan.
Menurut Djaja, penghuni rumah liar tersebut bisa dibangunkan rumah sederhana namun diharapkan berlokasi dekat sentra kawasan industri agar menarik untuk mereka.
Relokasi yang berdekatan dengan pusat industri tersebut untuk mengurangi beban biaya transportasi bagi para penghuni rumah liar tersebut.
"Jangan dibangun jauh dari pusat industri, tidak menarik buat mereka karena menambah biaya. Kalaupun jauh harus disiapkan tansportasi umum dan murah. Untuk bisa menjangkau pusat industri," tandasnya.