BISNIS.COM, JAKARTA-Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengungkapkan pembangunan 6 ruas tol dalam kota dimodifikasi untuk menampung transportasi massal.
Menurutnya, aksebilitas kendaraan di dalam kota Jakarta terus menurun. Dengan mengambil sampel dari Pasar Minggu ke Manggarai, Hermanto mengungkapkan pada 1985 kecepatan kendaraan di dalam kota bisa mencapai 26,3 km per jam. Sementara pada 2008 menjadi 16,1 km per jam dan pada 2010 menjadi 6 km per jam.
Untuk itu, katanya, pembangunan enam ruas tol dalam kota dapat mengurai kemacetan, karena memindahkan kendaraan di jalan arteri ke jalan tol yang rencananya dibangun elevated tersebut. Selain itu, jalan tol dapat menjadi opsi untuk kendaraan yang melakukan perjalan jauh.
"Kami modifiaksi jalan tol itu supaya menampung kepentingan publik. Nantinya ada jalur khusus untuk trans jakarta express yang mengangkut perjalanan yang cukup jauh. Jalan tol melingkar ini nanti sepanjang 30 km dengan hanya ada 17 titik perhentian untuk bus trans jakarta," ujar Hermanto di Jakarta, Rabu (17/4/2013)
Menurutnya kemacetan di Jakarta memperlihatkan kondisi Jakarta yang kekurangan transportasi masal dan kekurangan jalan. Dia menilai pertumbuhan kendaraan di Jakarta sebanyak 1.117 kendaraan per tahun atau 9% sementara pertumbuhan jalan hanya 0,01% dari luas wilayah DKI Jakarta.
Dia menambahkan pembangunan jalan tol ini juga nantinya tidak akan menggunakan APBN atau APBD, sehingga tidak akan membebani pemerintah. "Karena jalan tol menampung transjakarta, pemerintah akan memberi lebih lama masa konsesi agar pihak swasta tidak merasa dirugikan."