BISNIS.COM,JAKARTA – Pertumbuhan penjualan elektronik pada tahun ini diperkirakan hanya 15%, atau tidak sekencang tahun lalu sebesar 18%, akibat kekhawatiran pengusaha akan berlanjutnya tren pelemahan rupiah.
Rinaldi Sjarif, Vice President PT Panasonic Gobel Indonesia, mengungkapkan pelemahan rupiah yang terjadi sejak akhir tahun lalu mengakibatkan target pertumbuhan industri elektronik dkarena sebagian besar produk masih diimpor.
“Memang pelemahan rupiah ini masih mengkhawatirkan, meskipun masih ada optimisme pertumbuhan ekonomi yang akan terus berlanjut,” paparnya, Jumat (12/4).
Hiroyoshi Suga, President Director Panasonic Gobel Indonesia, menargetkan pertumbuhan penjualan produk Panasonic pada tahun ini dapat tumbuh mencapai 20% dengan memfokuskan diri untuk menggarap pasar televisi dari skala premium dan menengah.
Dia menuturkan dengan fokus penjualan produk tersebut, maka pangsa pasar Panasonic akan semakin meluas yang tidak hanya menyasar konsumen kelas premium, tetapi juga kelas menengah yang saat ini jumlahnya terus meningkat.
“Hingga saat ini produk pendingin ruangan menjadi tulang punggung penjualan Panasonic pada tahun ini dengan peningkatan penjualan 105% pada 2012,” katanya.
Rinaldi menuturkan pasar pendingin ruangan mencapai 3 juta unit. Pihaknya menargetkan dapat menguasai pasar tersebut lebih dari 30% khususnya untuk produk premium yang selama ini diklaim sebagai pemimpin di segmen tersebut.
Pihaknya menjelaskan produk unggulan lainnya yang akan menjadi fokus utama adalah kulkas yang pada tahun lalu berhasil mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 112% dengan rerata mencapai 75.000 unit per bulan.
Sementara itu, produsen elektronik lainnya asal Jepang yakni Sony menargetkan total penjualan produk elektroniknya di Indonesia dapat meningkat 60% tahun ini dengan menyiapkan beberapa model produk terbaru.
Presiden Direktur Sony Indonesia Satoru Arai optimistis target tersebut tercapai. Pasalnya, pada 2012 lalu penjualan Sony bisa naik hingga 40% didorong oleh penjualan televisi, notebook Vaio, dan produk kamera.
"Kami telah menyiapkan 60 model baru pada tahun untuk menunjang penjualan. Produk baru tersebut diantaranya 16 model TV Bravia, 11 camcorder, 10 personal audio, dan 16 home audio," jelasnya.
Di pasar televisi, Sony akan menonjolkan produk dengan kualitas gambar premium dengan model layar besar. Satoru Arai mengatakan 90% konsumen televisi di Indonesia kini lebih menggemari televisi berlayar lebar, yaitu di atas 46 inchi.
Selain menambah varian produk, Sony juga akan menambah 3 kantor cabang baru di beberapa daerah seperti Banjarmasin, Pontianak, dan Pekan baru sehingga memiliki 12 kantor cabang di Tanah Air.
“Kami juga akan menambah warehouse dari yang dimilik saat ini sebanyak 5 unit sehingga waktu pengiriman produk Sony ke konsumen atau dealer akan semakin singkat dan lebih efisien,” ungkapnya.
Dia menambahkan Indonesia merupakan wilayah penting bagi ekspansi Sony ke depan karena pasarnya semakin berkembang dan tak lagi terpusat di Jakarta dan mulai tersebar ke berbagai kota lainnya.
Namun, dia masih enggan berinvestasi untuk mendirikan pabrik di Indonesia karena saat ini produk televisi dan home audio yang dipasarkan di dalam negeri masih diimpor dari Malaysia, sedangkan untuk produk kamera didatangkan dari Thailand, Jepang, dan China.
"Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pendirian pabrik, tiga yang utama adalah ongkos produksi, infrastruktur, dan regulasi," katanya.
Penjualan Produk Elektronik Pada 2012
Bulan Nilai (Rp miliar)
Januari 2.356
Februari 2.077
Maret 2.281
April 2.213
Mei 2.481
Juni 2.621
Juli 2.753
Agustus 2.110
September 2.563
Oktober 2.491
November 2.575
Desember 2.385
Sumber: Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel)