BISNIS.COM, JAKARTA--Setelah sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri sekitar 6,3%-6,8% pada 2013, Bank Indonesia (BI) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 menjadi 6,2%-6,6%.
Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia, mengungkapkan revisi tersebut didasarkan atas terjadinya moderasi pada konsumsi domestik dan investasi, terutama investasi nonbangunan.
Ditambah belum pulihnya perekonomian dunia, lanjut Darmin, kinerja ekspor Indonesia juga belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, walaupun volume ekspor menunjukkan peningkatan.
Pasalnya, secara nominal, ekspor dalam negeri menunjukkan penurunan.
“Harga komoditas dunia masih cenderung menurun, kecuali harga minyak,” katanya dalam jumpa pers seusai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (11/4).
Pemulihan ekonomi dunia yang belum sesuai harapan, imbuh Darmin, disebabkan oleh kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang diperkirakan masih stagnan, walaupun kondisi perekonomian beberapa negara Asia, terutama China, menunjukkan perbaikan. Seperti diketahui, Eropa, AS, dan China termasuk wilayah tujuan utama ekspor Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor dalam negeri sepanjang Januari-Februari 2013 selalu menunjukkan penurunan. Pada Januari 2013, nilai ekspor menurun 0,11% dibandingkan Desember 2012, sedangkan pada Februari 2013 kembali mengalami penurunan sebesar 2,51% dibandingkan Januari 2013.
Adapun, moderasi konsumsi domestik dan investasi berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena kontribusi paling besar berasal dari kedua komponen tersebut. Dalam struktur produk domestik bruto (PDB) 2012, komposisi konsumsi domestik dan investasi masing-masing mencapai 54,6% dan 33,2%.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono mengatakan moderasi di konsumsi domestik disebabkan oleh moderasi dari kegiatan investasi dan pengeluaran pemerintah.
“Domestic demand meng-adjust ke bawah karena ada moderasi dari kegiatan investasi dan pengeluaran pemerintah,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, momentum pemilu yang sudah dimulai pada tahun ini akan menopang konsumsi domestik sehingga kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak mengalami penurunan yang tajam.
“Kita pernah dengar dampak pemilu itu punya positive impact dalam pertumbuhan ekonomi. Nah, di 2013 dan 2014 ada tambahan untuk pertumbuhan ekonomi sehingga penurunannya [konsumsi domestik] hanya berupa moderasi,” katanya.
Sementara itu, BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2013 sebesar 6,2%, sama dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2013.
Adapun pada 2014, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 6,6%-7%. Proyeksi tersebut juga direvisi turun oleh BI yang sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2014 berada di kisaran 6,7%-7,2%.