BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014, lebih rendah dari rentang yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014 sebesar 7%-7,7%.
Leonard V.H. Tampubolon, Direktur Perencanaan Makro Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, mengungkapkan target itu ditetapkan di dalam rentang 6,4% sampai 6,9% karena mempertimbangkan adanya downside risk.
“Target [pertumbuhan ekonomi] 2014 [sebesar] 6,8%, range-nya 6,4% sampai 6,9%. Dengan perkembangan yang terjadi, ada downside risk di bawah 6,8%,” tulisnya dalam pesan singkat kepada Bisnis, Selasa (2/4).
Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Bappenas, mengatakan downside risk tersebut terutama berasal dari belum pulihnya perekonomian dunia.
Lukita mengatakan peran ekspor penting untuk mendongkrak level pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sesuai dengan target RPJMN. Namun dengan kondisi dunia terkini, kinerja ekspor belum bisa banyak membantu dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke level target RPJMN.
Menurutnya, dalam penyusunan RPJMN 2010-2014, pemerintah tidak memperkirakan perekonomian dunia yang terus menunjukkan pelemahan sampai sekarang.
“Kita harus menghitung [pertumbuhan ekonomi] secara realistis terhadap kondisi dunia, tetapi masih optimis karena masih di atas angka 6%,” ungkapnya.