BISNIS.COM, JAKARTA- Hingga kini, pemerintah belum memutuskan kepastian alokasi gas dari Lapangan MDA MBH, di Blok Offshore Madura Strait yang dioperatori Husky-CNOOC Madura Limited.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Ditjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan masih belum bisa memutuskan mengenai kepastian alokasi gas dari Lapangan MDA MBH. Saat ini, pihaknya bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), dan Kementerian Perindustrian masih membahasnya.
“Semua usulan masih dimatangkan oleh SKK Migas. Kami semua masih membahas bagaimana caranya agar semua mendapatkan gas, dengana adanya alokasi yang tersedia,” kata Naryanto melalui pesan singkatnya kepada Bisnis, Kamis (4/4/2013).
Head of Realtions Husky-CNOOC Madura Limited Hamim Tohari menyatakan hingga kini belum mendapatkan kepastian pembeli dari Lapangan MDA MBH, Madura. Kini, pihaknya menunggu keputusan dari pemerintah, dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Menurutnya, bila pemerintah terlalu lama menetapkan keputusan, diperkirakan proyek akan mundur. “Statusnya masih sama, kami masih menunggu kepastian alokasi gas. Kami belum dapat pembeli, memang program berpotensi mundur,” kata Hamim ketika dihubungi melalui telepon.
Memang, lanjut Hamim, sebelumnya pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa pembeli potensial, termasuk PT Petrokimia Gresik. Namun, memang belum ada perjanjian apapun yang mengikat.
“Tentu kami sudah bicara dengan beberapa potensial buyer, seperti juga dengan Petrokimia Gresik, namun belum sampai ada perjanjian,” tambahnya. Yang pasti, sebagai partner kerja pemerintah, pihaknya menunggu keputusan pemerintah untuk segera memberikan keputusan.
Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan gas dari Lapangan MDA MBH akan dialirkan ke Banyuwangi dan Bali. Sementara dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru akan dialirkan ke Petrokimia Gresik.
“Ke Banyuwangi dan Bali, itu tinggal tarik pipa ke arah Selatan. Sedangkan dari Cepu (Jambaran-Tiung Biru), dikirim ke PKG, tinggal tarik pipa ke Utara,” katanya.
Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan memang hingga kini pihaknya dan KESDM masih mencari keputusan terbaik mengenai alokasi gas untuk Petrokimia Gresik.