BISNIS.COM, JAKARTA-Sarulla Operations Ltd (SOL) memperoleh pinjaman sekitar US$1 miliar dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Asian Development Bank (ADB) untuk membiayai proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Sarulla, Sumatera Utara.
Ibnu Nurzaman, Head of Corporate Counsel PT Medco Power Indonesia mengatakan proyek pengembangan panas bumi sebesar 330 megawatt tersebut membutuhkan investasi US$1,4 miliar. Sekitar 70% pendanaan atau US$1 miliar di antaranya diperoleh dari pinjaman dari JBIC dan ADB.
“Dan, 60% dari total pinjaman US$1 miliar diperoleh dari JBIC, sementara 40% sisanya dari ADB. Selain itu, sekitar US$400 juta pendanaan proyek itu diperoleh dari keuangan internal konsorsium,” katanya di Jakarta, Kamis (4/4/2013).
Seperti diketahui, pengembangan Sarulla pertama kali dilakukan Unocoal saat melakukan eksplorasi pada 1997. Setelah dihentikan karena krisis moneter, proyek PLTP Sarulla kembali dijalankan pada 2002 setelah Keputusan Presiden No. 9/1997 dicabut dan Unocoal menjualnya kepada PLN pada 2003.
Setelah mengalami beberapa kali pergantian pemegang konsesi, pada 2006 proyek Sarulla jatuh kepada konsorsium SOL yang beranggotakan Medco, Ormat, Itochu dan Kyushu. Akan tetapi proyek tersebut tidak dapat langsung dilaksanakan, karena terkendala persoalan jaminan untuk pinjaman dan pajak pengalihan aset.
Ibnu mengungkapkan setelah pihaknya melakukan penandatanganan joint operation contract (JOC) dan energy sales contract (ESC), konsorsium akan melakukan financial closing selama 12 bulan. Setelah itu, konsorsium akan mulai melakukan pengerjaan proyek tahap pertama sebesar 108 megawatt yang ditargetkan dapat beroperasi secara komersil pada 2016.
Chief Operating Officer Power, Mining and Downstream Medco Energy Budi Basuki mengatakan pinjaman dari JBIC dan ADB memiliki tenor 20 tahun. Sementara ESC dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan berlaku selama 30 tahun.
Budi menyebutkan pihaknya memiliki waktu 2 tahun setelah financial closing untuk melakukan konstruksi PLTP tahap awal dengan kapasitas 108 megawatt. Setelah itu, konsorsium akan membangun PLTP tahap kedua dengan kapasitas 104 megawatt dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2017, kemudian tahap ketiga akan dibangun pembangkit 104 megawatt dan ditargetkan beroperasi secara komersil pada 2018.(msb)