Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HKTI Usulkan Syarat Importir Harus Hasilkan Produk Pertanian Serupa

BISNIS.COM, JAKARTA- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengusulkan importasi produk pertanian hanya dapat dilakukan oleh importir yang memproduksi produk serupa serta bermitra dengan dengan petani lokal guna melindungi dan memberdayakan kelompok

BISNIS.COM, JAKARTA- Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengusulkan importasi produk pertanian hanya dapat dilakukan oleh importir yang memproduksi produk serupa serta bermitra dengan dengan petani lokal guna melindungi dan memberdayakan kelompok tani di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Fadli Zon, Sekretaris HKTI, dalam situs resminya yang dikutip pada Senin (01/4/2013). Dia memaparkan usulan itu sebaiknya masuk dalam pembahasan RUU Pemberdayaan dan Perlindungan Petani yang tengah dibahas Komisi IV DPR RI.

HKTI menilai kebijakan importasi sekarang hanya menguntungkan segelintir importir. Caranya yakni dengan mengimpor dan menjualnya ke pasar domestik, sehingga keuntungan berlipat ganda diperoleh.

"Dalam pandangan HKTI, selain importir produsen, yakni yang mengimpor untuk keperluan bahan produksi dan tak dipindahtangankan, impor produk pertanian hanya boleh dilakukan oleh importir yang juga memproduksi produk pertanian dimaksud, serta mau menyerap dan bermitra dengan petani lokal," kata Fadli dalam keterangannya.

Dia mencontohkan kalau tak memiliki kebun bawang merah, dan tak mau menyerap atau bermitra dengan petani bawang merah, maka pengimpor tidak boleh melakukan importasi bawang merah. Fadli mengungkapkan hal tersebut harus menjadi syarat utama, yakni importir harus terlibat proses produksi di dalam negeri.

HKTI menilai dengan upaya semacam ini maka petani akan terlindungi dari banjir impor produk pertanian. Produksi petani, kata Fadli, akan terserap maksimal dan importir juga memiliki tanggung jawab moral dan ekonomi untuk ikut produksi dan membantu petani.

"HKTI meminta Komisi IV DPR dan pemerintah untuk memasukkan konsep ini ke dalam RUU yang tengah dibahas," demikian Fadli. (faa)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Others
Sumber : Anugerah Perkasa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper