Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR ASEAN: Peluang Angkat Ekspor Non-Migas

JAKARTA--Pasar Asean bisa menjadi peluang baru bagi Indonesia untuk semakin meningkatkan surplus perdagangan non-migas. Menurut Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Agus Tjahajana, saat ini pasar Asean memang

JAKARTA--Pasar Asean bisa menjadi peluang baru bagi Indonesia untuk semakin meningkatkan surplus perdagangan non-migas.

Menurut Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Agus Tjahajana, saat ini pasar Asean memang belum digarap dengan serius karena masih berkontribusi sebesar 25% dari seluruh ekspor non migas.

"Lebih dari 40% ekspor kita ke pasar Amerika, Eropa, dan Jepang. Penurunan ekspor non migas ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di negara-negara itu, sehingga kalau mau di antisipasi, kita harus cari pasar baru," jelasnya usai Rapat Dengar Pendapat di Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin (1/4).

Dibandingkan dengan menjajaki pasar ekspor baru di Amerika Latin misalnya, pasar Asean lebih potensial karena diuntungkan dari sisi geografis. Selain itu, produk-produk manufaktur Indonesia dinilai masih memiliki kualitas yang dapat bersaing di level Asean.

"Kompetitiveness kita dibandingkan dengan Asean itu tidak beda jauh. Tekstil, otomotif, hampir sama. Karena itu kita harus menang, walau di beberapa sektor kalah, mengejar kualitasnya bisa cepat. Lain kalau China, persaingan lebih sulit,"  papar Agus.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor non migas pada Februari 2013 mengalami penurunan 2,14% dibandingkan dengan Januari lalu menjadi US$12,45 miliar. Sementara bila dibandingkan dengan ekspor Februari 2012, ekspor non migaas masih mencatat kenaikan 0,89%.

Walau sektor non migas masih mencatat surplus sekitar US$777,9 juta pada Februari, total ekspor migas dan non migas masih defisit akibat besarnya impor minyak. "Sebetulnya solusi tidak hanya bisa diupayakan dari peningkatan surplus non-migas. Kalau impor minyak bisa ditekan, defisit bisa turun," jelasnya.

Selain menjajaki pasar Asean, Agus mengatakan produk unggulan manufaktur seperti sepeda motor dan mobil memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor. Seperti diketahui, ekspor sepeda motor masih tergolong minim, yaitu sekitar 1% dari keseluruhan total produksi. "Produk yang punya nilai tambah seperti otomotif harus didorong keluar karena saat ini porsinya sangat kecil sekali." (if)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Others
Sumber : Christine Franciska
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper