BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia dinilai perlu meningkatkan kesiapan teknologi dan inovasi sebagai pilar ilmu pengetahuan agar tidak tertinggal dari negara lain. Dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura peringkat Tanah Air di mata dunia masih rendah.
Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi Agus Rusyana Hoetman mengatakan berdasarkan data World Economic Forum 2013, posisi daya saing Indonesia tahun lalu berada pada peringkat 50 dari 144 negara.
“Untuk pilar yang pertama Indonesia berada di posisi 85, tertinggal dari Malaysia (51) dan Singapura (5). Sedangkan pilar kedua juga masih berada jauh dibelakang yakni peringkat 39, sementara Malaysia dan Singapura bertengger di posisi 25 dan 8,” kata Agus saat memberikan sambutan Wisuda ke-32 Universitas Sahid di Jakarta hari ini, Rabu (27/3/2013).
Realita ini, lanjutnya, membuat tugas dan tanggung jawab menjadi berat jika tidak ingin semakin tertinggal. Faktor inovasi lain diantaranya paten (101), kualitas lembaga litbang (56), ketersediaan peneliti dan insinyur (51), serta kerjasama lembaga litbang dan industri (40).
Pihaknya menghimbau agar perguruan tinggi lebih mendorong riset yang dilakukan pada perolehan paten. Riset tidak hanya sekadar publikasi atau poin untuk jabatan fungsional. Namun, lebih pada pendayagunaan dan komersialisasi teknologi.
Agus menuturkan perlu digalakkan kerjasama antara litbang dan industri untuk meningkatkan transfer teknologi dan komersialisasi riset. Kemenristek juga telah menetapkan kebijakan antara lain Program Riset Insentif Sistem Inovasi Nasional, Inkubator teknologi, dan Technopreneurship.
Presiden Sahid Group Sukamdani S. Gitosardjono menuturkan bicara mengenai pengembangan, pihaknya menyiapkan untuk membuka fakultas kedokteran. Tim dari RS Sahid Sahirman yang akan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan.
“Selain itu, kami akan membuka kampus Sahid baru di depok jawa barat. Hal ini sebagai komitmen untuk meningkatkan daya saing sekaligus membekali lulusan dengan kompetensi jamak tidak hanya dibidang pariwisata dan kewirausahaan saja,” ujar Sukamdani.
Ketua Yayasan Sahid Jaya Nugroho B. Sukamdani menambahkan proses pembelajaran berbasis teknologi telah dirancang Usahid sebagai usaha untuk mensinergikan teori yang diperoleh dengan praktek dari berbagai kompetensi bidang ilmu.
Usahid, imbuhnya, mempertegas tugas unit kerjanya melalui Unit Pelaksana Teknis inkubator bisnis atau Usahidpreneur, tugasnya memberikan pendampingan dalam pembuatan proposal bisnis.
Rektor Universitas Sahid Tony Atyanto Dharoko mengatakan saat ini Usahid telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 dan IWA 2007, dan telah diresertifikat hingga 2016. Pihaknya selalu melakukan audit internal dan eksternal untuk menjaga kualitas.
“Di era globalisasi ini perubahan terjadi secara cepat. Perdagangan bebas pada 2015 mendatang menjadikan persaingan di semua sektor akan semakin terbuka. Mereka yang siap berkompetisi yang akan berhasil,” tuturnya.
Dalam acara ini, Universitas Sahid meluluskan 447 wisudawan dari lima fakultas program S1 dan D3. Rinciannya, Fakultas Ilmu Komunikasi (190), Fakultas Industri Pertanian (33), Fakultas Hukum (26), Fakultas Teknik (48), dan Fakultas Ekonomi (138).
Dalam acara ini turut hadir Vice Chairman & Senior Vice President Sahid Group Juliah Sukamdani dan Presiden Direktur Hotel Sahid Jaya Internasional Hariyadi B. Sukamdani.