BISNIS.COM, BATAM--Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kepulauan Riau meminta para anggotanya memasang stiker logo asosiasi di tempat penjualannya guna melindungi pengguna jasa tour and travel dari penipuan penjualan tiket secara online.
Sekjen ASITA Kepri Andika Lim mengungkapkan pihaknya sudah menemukan sejumlah penipuan penjualan tiket secara online yang belakangan semakin sering terjadi sehingga mengkhawatirkan akan merusak usaha jasa tour and travel.
"Belakangan banyak penjualan yang tidak jelas. Kami juga sudah menghimbau anggota ASITA, memasang logo assosiasi di papan nama kantor dan iklan dikoran," kata dia, Kamis (21/3/2013).
Menurutnya, Asita Kepri perlu memastikan tidak semua penjualan tiket atau paket wisata secara online merupakan penipuan agar modus tersebut tidak berdampak buruk ke setiap usaha tour and travel.
Usata tour and travel, lanjutnya, yang merupakan anggota Asita tidak akan melakukan penipuan penjualan tiket secara online karena sejumlah usaha setempat memang memiliki penjualan secara online.
Menurut Andika, pihaknya sudah melakukan pertemuan menyikapi modus penipuan-penipuan di Batam.
Saat ini di Batam agen tiket dan travel di Batam ada 100-an. Namun yang menjadi anggota ASITA, ada 61 perusahaan. Sementara di Tanjungpinang ada enam usaha.
"Tapi memang tidak semua yang seperti itu. Kalau membeli tiket, ke agen yang sudah memiliki kantor dan beranggotakan Asita, akan lebih jelas," sambungnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Yusfa Hendri mengatakan masyarakat pengguna jasa tur dan travel di Batam diminta mewaspadai penjualan tiket atau paket wisata murah secara online yang tidak jelas.
Selain melalui penjualan secara online, paket wisata murah atau tawaran tiket murah juga banyak ditemukan melalui pesan singkat dan media sosial.
"Warga Kepri diminta untuk memboking tiket murah dan disarankan membeli tiket dari agen yang memiliki kantor di Batam, penipuan ini banyak memakan korban ditempat lain. Ini yang kita tidak mau di Batam dan Kepri," katanya.
Dia menjelaskan agar masyarakat mengenali produk yang ditawarkan agen perjalanan. Masyarakat juga diminta agar tidak mudah tergiur dengan harga murah.
"Perhatikan benar agen yang menawarkan. Jadi kita minta masyarakat mengetahui. Saya tidak bilang, semua tidak resmi. Karena ini, kita menghimbau masyarakat, agar tidak sampai tertipu," himbau Yusfa.
Penipuan yang terjadi sekarang juga lebih diakui lebih pintar. Dimana, saat tiket dipesan, disebutkan ready stok, dan akan diproses. Saat dicek di internet juga diakui, nama konsumen akan tercatat.
"Dicek, memang ada nama kita, tapi tidak diconform ke maskapai," ungkapnya.
Dia menyarankan, agar warga memesan tiket ke agen travel resmi. Termasuk yang masuk anggota ASITA. "Sekiranya ada masalah, kalau agen resmi, ada yang menaungi dan bertanggungjawab," sambungnya.(k17/yop)