BISNIS.COM, TANGERANG-- Menteri Perhubungan EE Mangindaan menargetkan pelayanan National Single Window Airportnet dapat juga diterapkan di empat bandara utama lainnya setelah Bandara Soekarno-Hatta.
EE Mangindaan mengatakan Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara pertama yang menerapkan National Single Window (NSW) Airportnet.
Apabila sudah berjalan lancar maka akan diikuti dengan membuka di bandara-bandara lainnya di Indonesia khususnya di lima bandara besar di Tanah Air.
"Ada lima bandara besar yang utama, Soekarno-Hatta (Jakarta), Juanda (Surabaya), Polonia (Medan), Hasanuddin (Makasar), dan Ngurah Rai (Denpasar)," ujar Menhub saat meresmikan NSW Airportnet di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (13/3/2013).
Menurut Menhub, NSW Airpotnet ini merupakan layanan terpadu yang terintegrasi antar 15 instansi terkait dengan satu satu sistem layanan.
Untuk membangun NSW Airportnet di Bandara Soekarno-Hatta ini, anggarannya Rp7 miliar dari Dipa Kementerian Perhubungan.
Kepala Sub Bagian Humas dan KSLN Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Yannesi Rosita mengatakan implementasi dari sistem ini akan melibatkan beberapa unit kerja terkait di luar Ditjen Perhubungan Udara.
Termasuk komunitas bandara serta stakeholder warehousing yakni PT Unex, PT Gapura Kargo, PT Garuda Kargo, PT JAS Kargo.
Dia menambahkan sistem pelayanan secara elektronik yang terintegrasi untuk arus barang ekspor-impor di Bandara Soekarno-Hatta ini dikenal dengan nasional single windows (NSW) Bandar Udara (airportnet).
Sistem ini menghasilkan pengelolaan data dan informasi berupa cargo tracking dan status, daftar timbun, flight information system (FIS), rute penerbangan dan flight approval (FA).
"Perwujudan sistem ini merupakan tindak lanjut komitmen para pemimpin negara-negara ASEAN dalam Decleration of Asean Concord II (Bali Concord II) tentang visi integrasi ekonomi dalam membentuk Asean Economic Community," kata Yannesi. (ra)