BISNIS.COM, JAKARTA-PT Jasa Marga Tbk mengungkapkan akan melalukan uji coba contra flow untuk ruas Cawang-Rawamangun dan ruas Grogol Slipi. Jika uji coba itu dinilai berhasil maka kebijakan contra flow itu akan terus diterapkan.
Untuk jalur Cawang-Rawamangun sepanjang 5,8 km, uji coba akan dilakukan tanggal 1 sampai 5 April 2013. Contra flow akan diberlakukan dari KM.0+200 sampai dengan 6+000.
Sementara jalur Grogol-Slipi sepanjang 2,8 km akan dilakukan uji coba sejak tanggal 25-29 Maret 2013. Contra flow itu mulai diberlakukan dari KM.15+200 sampai dengan 12+400.
Jasa Marga mengungkapkan contra flow itu akan dilakukan sejak pukul 05.30-09.00 WIB atau pada saat puncak arus keberangkatan menuju Jakarta.
Direktur Operasi PT Jasa Marga Hasanudin mengungkapkan contra flow merupakan satu dari tujuh solusi yang ditawarkan PT Jasa Marga kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk membantu mengatasi kemacetan di Ibu Kota.
"Tol dalam kota selalu macet. Hal itu disebabkan volume kendaraan sudah melebihi kapasitas jalan tol," ujar Hasanudin di Jakarta, Senin (11/03/2013).
Ia menjelaskan tahun 2011 tercatat transaksi di jalan tol dalam kota perhari sebanyak 2,96 juta kendaraan perhari. Sementara tahun 2012 naik menjadi 3,2 juta kendaraan perhari atau mengalami kenaikan sebesar 800.000 unit kendaraan perhari.
Untuk ruas Cawang-Rawamangun, Jasa Marga sudah menemui kata sepakat dengan operator tol lainnya yakni CMNP (Citra Marga Nusaphala Persada) untuk memberlakukan contra flow. Kesepakatan itu karena ruas tol Jasa Marga yakci Jagorawi terhubung dengan tol milik CMNP yakni tol Ir. Wiyoto Wiyono.
Ia menjelaskan contra flow di ruas ini akan berdampak besar karena jumlah kendaraan yang melewati Cawang ke arah Rawamangun sekitar 7.500 km per jam. Sementara dari arah Jagorawi ke arah Rawamangun tercatat jumlah sebanyak 3.890 km per jam.
"lalu lintasnya dialihkan dengan contra flow yang akan kurangin beban lalu lintasnya," ujar Hasanudin.
Kondisi yang sama dialami di ruas Grogol-Slipi yang mencatat jumlah kendaraan sebanyak 7650 km per jam. Sementara sebaliknya (Slipi-Grogol) jumlah kendaraan hanya 2750 km per jam.
"Jumlah kendaraan yang timpang ini akan kita buat contra flow sehingga paling tidak sedikit mengurangi kemacetan. Tadinya kecepatan kendaraan hanya 20 km per jam bisa menjadi 40-50 km per jam," jelasnya.