JAKARTA: Studi kelayakan kereta api Jabodetabek yang digarap Indonesia dan Korea melalui DOHWA Engineering memaparkan perlu adanya tambahan lima lintasan baru untuk jalur tersebut.
Kelima jalur baru dalam rencana induk itu adalah Stasiun Duri—Sunter, Kebayoran Lama—Kelapa Gading Barat, Sunter Barat—Kali Sunter, Pluit—Kebayoran Lama, dan Kamal Muara, Penjaringan—Tanjung Priok.
Hal itu tertuang dalam Master Plan and Feasibility Study of the Jabodetabek Railway in Indonesia yang disampaikan oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA) di Jakarta, 14 Desember 2012 bersama dengan pemangku kepentingan lain.
Perwakilan KOICA Indonesia Choi Sung Ho mengatakan studi tersebut merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Republik Korea melalui DOHWA Engineering.
Pelaksanaan kajian itu dilakukan sejak November 2011—Desember 2012 guna membuat usulan cetak biru dan studi kelayakan perkeretapian di lintasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek.
“Jalur Jabodetabek merupakan jalur yang pergerakannya cukup padat sehingga studi ini merupakan upaya kami untuk membuat usulan,” katanya dalam forum diskusi hasil final Master Plan and Feasibility Study, Jumat (14/12/2012).
Selain usulan lima lintasan baru di Jabodetabek, hasil studi lain adalah rencana reformasi tujuh rute kereta api di Jabodetabek dengan panjang hingga 150 km.
Tak hanya itu, hasil studi juga memaparkan perlu peningkatan efisiensi operasional dan reformasi jalur kereta api lingkar Jakarta dan dua rute Bogor (75 km). (ra)