Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HPP PETANI KEDELAI: Mendag Berharap Bisa Diterapkan Tahun Ini

TANGERANG:  Kementerian Perdagangan berharap penerapan harga patokan petani (HPP) kedelai bisa diterapkan tahun ini guna memberi stimulus kepada petani agar berminat menanam kedelai.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pihaknya akan mengusulkan

TANGERANG:  Kementerian Perdagangan berharap penerapan harga patokan petani (HPP) kedelai bisa diterapkan tahun ini guna memberi stimulus kepada petani agar berminat menanam kedelai.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pihaknya akan mengusulkan rencana ini ke tingkat Kementerian Koordinator Pekeronomian setelah meninjau lahan tanaman kedelai di Jember, Jawa Timur dan Sumatra Selatan dalam waktu dekat.Menurut informasi, produktivitas di kedua daerah mencapai 2,5 ton per ha atau lebih tinggi dibanding produktivitas di sebagian besar daerah yang hanya 1 ton per ha.“Insya Allah (diterapkan tahun ini),” tegasnya, Rabu (8/8/2012).HPP yang diajukan berkisar Rp7.000-Rp7.500 per kg, sesuai usulan petani. Angka itu dinilai tidak hanya mengantisipasi jatuhnya harga saat produksi melimpah, tetapi juga menjadi insentif bagi petani agar tertarik menanam kedelai.“HPP ini supaya mereka tahu bahwa kesejahteraan mereka terjamin. Kalau tidak ada pengenaan HPP, mereka lebih baik tanam beras, jagung, dan lain-lain,” ungkapnya.Mendag menyarankan perlunya upaya peningkatan luas lahan dan penerapan teknologi yang digunakan di negara-negara produsen kedelai dunia, seperti Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina.Dengan kebutuhan rata-rata 2,6 juta ton per tahun, sedangkan produksi hanya 800.000 ton, Indonesia selama ini harus mendatangkan kedelai dari ketiga negara tersebut. 

 

Impor Kedelai 2011 

Negara Asal                Volume (ton)Amerika Serikat          1.847.900Argentina                    73.037Uruguay                      16.825Brasil                           13.550Sumber: BPS 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2011 produksi kedelai lokal hanya 851.286 ton atau 29% dari total kebutuhan, sehingga Indonesia harus mengimpor kedelai 2,09 juta ton untuk memenuhi 71% kebutuhan kedelai dalam negeri.Pada 2012, total kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,2 juta ton yang diserap untuk pangan/perajin sebesar 83,7%; industri kecap, tauco, dan lainnya 14,7%; benih 1,2% dan pakan 0,4%.“Di negara-negara produsen, seperti Brasil produktivitas bisa 3-5 ton per ha. Kita harus tahu bagaimana cara meningkatkan,” ujarnya.Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Gunaryo sebelumnya mengatakan perajin tempe dan tahu pada dasarnya tidak keberatan dengan HPP sekitar Rp7.000 per kg asalkan stabilitas harga kedelai lebih terjamin.Penerapan HPP, lanjut dia, sudah pasti akan menimbulkan konsekuensi penyediaan anggaran untuk membeli kedelai jika harga bahan baku tempe itu anjlok sewaktu-waktu. Saat ini tengah dilakukan pengkajian mengenai peran Bulog sebagai badan penyangga (bufferstock).Di sisi lain, pihaknya tidak ingin terburu-buru menilai importir melakukan kartel karena jarak yang jauh dengan negara produsen dan syarat volume minimal 30.000 ton setiap kali impor membuat importasi hanya sanggup dilakukan oleh 5-6 perusahaan besar.Di sisi lain, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Deddy Saleh menuturkan harga yang dipatok importir mengacu pada bursa komoditas Chicago Board of Trade (CBoT) yang menunjukkan tren kenaikan harga karena sentimen atas kekeringan di Amerika Serikat. Harga kedelai internasional pada sudah mencapai USS622 per ton pada pekan ketiga Juli 2012 atau jauh lebih tinggi dibanding harga tertinggi pada 2011 yang berkisar USS513 per ton. (bas)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper