Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang efektif kebijakan DHE, BI agresif serap Dolar AS

JAKARTA: Bank Indonesia agresif menyerap likuditas Dolar Amerika Serikat yang ada di pasar menjelang efektifnya pemberlakuan kebijakan repatriasi Devisa Hasil Ekspor.Pada lelang yang digelar Rabu (27/6) kemarin, Bank Indonesia (BI) kembali menyerap likuiditas

JAKARTA: Bank Indonesia agresif menyerap likuditas Dolar Amerika Serikat yang ada di pasar menjelang efektifnya pemberlakuan kebijakan repatriasi Devisa Hasil Ekspor.Pada lelang yang digelar Rabu (27/6) kemarin, Bank Indonesia (BI) kembali menyerap likuiditas Dolar AS melalui instrumen penempatan berjangka (term deposit) valuta asing (valas), melebihi dari pagu indikatif.Pada lelang tersebut,  bank sentral menyerap US$715 juta di atas pagu indikatif US$600 juta. Adapun total penawaran yang masuk mencapai US$ 1,12 miliar.Lebih rinci hasil lelang tersebut terserap pada term deposit valas berjangka waktu 7 hari dengan jumlah US$260 juta dengan rata-rata tertimbang (RRT) suku bunga 0,1267%, tenor 14 hari sebesar US$300 juta dengan RRT bunga 0,149% dan tenor 30 hari sebesar US$155 juta dengan RRT bunga 0,18%Dengan lelang tersebut, outstanding term deposit valas yang dikelola oleh bank sentral meningkat US$200 juta dengan total US$1,445 miliar.Ini merupakan lelang keempat yang dilakukan oleh bank sentral dalam menyerap likuiditas valas. Dalam catatan Bisnis, sudah dua kali BI menyerap likuiditas valas melebih pagu indikatif, yakni pada lelang kedua dan ketiga.Pada lelang kedua, BI menyerap US$500 juta 25% lebih tinggi dari pagu sebesar US$400 juta. Adapun pada lelang ketiga BI menyerap US$595 juta dari pagu US$400 juta.BI telah menyatakan term deposit valas merupakan outlet bagi perbankan yang akan kebanjiran likuiditas valas akibat kebijakan repatriasi devisa hasil ekspor yang akan efektif diberlakukan pada 2 Juli 2012.Tanpa kebijakan ini, sebagian bank akan kesulitan dalam mengelola kelebihan likuiditas valas karena ada batasan posisi devisa neto (net open position) yakni 20% dari modal yang dimiliki.Selain itu, hasil dari term deposit valas bisa digunakan oleh bank sentral untuk disalurkan kepada bank yang membutuhkan likuiditas melalui mekanisme swap atau jual putus.Destry Damayanti, Kepala Ekonom Bank Mandiri, mengatakan bank sentral seharusnya tidak hanya menerbitkan term deposit valas, tetapi juga instrumen reverse repo valas.Dalam instrumen tersebut, bank yang kesulitan likuiditas valas bisa mendapatkan pinjaman dengan jaminan surat utang berdenominasi Dolar AS yang dimiliki.“Saat ini banyak bank yang memegang global bond yang bisa digunakan dalam instumen reverse repo valas.” (Bsi)

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper