JAKARTA: Turunnya harga minyak dunia berdampak positif terhadap postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012, meski penerimaan minyak dan gas diproyeksi sedikit terkoreksi.
Rofyanto Kurniawan, Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengatakan tren penurunan harga minyak sepanjang Mei berdampak positif terhadap postur APBN.
“Kalau harga minyak tinggi net impact-nya itu kan masih negatif. Tapi kalau turun, itu suatu yang positif untuk APBN kita karena subsidi akan turun lebih banyak,” ujarnya usai Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, hari ini.
Kendati demikian, Rofyanto mengakui akan ada penurunan penerimaan negara dari ekspor minyak. Berdasarkan estimasi pemerintah, optimalisasi pendapatan negara yang berasal dari kenaikan harga minyak dapat mencapai Rp42,3 triliun pada tahun ini.
Realisasi harga Indonesia Crude Petrolium (ICP) pada Maret dan April mencapai US$128,14 dan US$124,65 per barel. Sedangkan proyeksi realisasi ICP Mei, diperkirakan berada pada kisaran US$118-US$115 per barel.
Meski ICP cenderung turun, Rofyanto enggan berspekulasi soal kenaikan harga BBM bersubsidi pada tahun ini. Menurutnya, pemerintah masih memantau perkembangan harga ICP, karena meski turun, realisasi ICP relatif masih tinggi.
“Kan masih di atas US$110. Jadi kalau misalkan Juni US$115-an, masih bisa tercapai threshold-nya, terus tren harganya turun. Kalau bisa seperti itu kan bagus sekali.” (yus)
BERITA LAINNYA:
- DIAN SASTRO Dalam Balutan Gaun Mewah Di Cannes
- Waduh! BRAZIL Bantai Amerika 4-1
- PROYEK HAMBALANG: Audit BPK Selesai 100 Hari Lagi
- BURSA EROPA Memerah, Terseret Kegagalan Penjualan Obligasi Italia
- GITA WIRJAWAN: Penyatuan Zona Waktu Untuk Efektivitas Bisnis
- KRISIS EROPA: Ini Dia Kata Sri Mulyani Soal Dampaknya Ke Indonesia
- HENRY Vs RUHUT: Dari Debat Corby Sampai Angkat Gelas, Perseteruan Bakal Berlanjut?
- 10 PERUBAHAN APPLE: Bikin Steve Jobs Bangkit Dari Kubur