Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI BAJA: Kemenperin prediksi tahun ini tumbuh di atas 10%

JAKARTA: Kementerian Perindustrian memprediksi industri baja masih akan tumbuh di atas 10% pada tahun ini, meski sektor tersebut terhambat akibat penahanan kontainer di sejumlah pelabuhan sejak 4 Februari lalu.Berdasarkan data Kementerian Perindustrian,

JAKARTA: Kementerian Perindustrian memprediksi industri baja masih akan tumbuh di atas 10% pada tahun ini, meski sektor tersebut terhambat akibat penahanan kontainer di sejumlah pelabuhan sejak 4 Februari lalu.Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sepanjang tahun lalu industri logam dasar besi dan baja tumbuh sebesar 13,06%. Pertumbuhan industri tersebut sedikit menurun pada kuartal I 2012 menjadi 5,57%.Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengatakan pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri Perdagangan pada Senin (28/5) untuk membicarakan penahanan bahan baku di sejumlah pelabuhan tersebut.Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah keputusan, antara lain penindakan tegas terhadap pelaku yang melanggar aturan impor bahan baku.“Tangkap saja pelaku yang melanggar. Pada pekan ini juga, permasalahan penahanan bahan baku tersebut diharapkan bisa selesai,” ujarnya di sela-sela rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, hari ini.Kemenperin mengharapkan pihak yang berwenang agar tidak menggeneralisasikan semua produk bahan baku yang diimpor dari sejumlah negara tersebut.Selama ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan dinilai menyamaratakan bahan baku besi tua (scrap) itu menjadi barang yang mengandung limbah barang berbahaya dan beracun (B3).“Sebelum diekspor ke Indonesia kan produk-produk tersebut sudah diperiksa di pelabuhan negara masing-masing sehingga itu sebaiknya dijadikan pertimbangan,” tuturnya.Pada awal tahun ini, sebanyak 7.000 kontainer berisi besi tua ditahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Mas, dan Belawan oleh Bea Cukai.Berdasarkan nota intelejen Bea Cukai, kontainer-kontainer tersebut diindikasikan terkontaminasi limbah B3. Menurut Direktorat Industri Material Dasar Logam Kemenperin, indikasi kontaminasi limbah B3 tersebut tidak benar karena scrap bukan merupakan limbah B3, tetapi adanya ikutan yang terbawa dari lokasi pembelian scrap di negara asal muat barang.(api) 

BACA JUGA:

Skandal seks DPR mulai terkuak

Kekhawatiran data China pukul saham pertambangan

Hasil F1 Monaco, Webber juaranya

Rossi masuk Honda gantikan Stoner?

Nilai tukar rupiah, gimana hari ini?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper