Skenario penyerapan tenaga kerja MP3EI 2012-2014
Koridor | Investasi | Tenaga kerja |
Sumatra | Rp300 triliun | 579.973 orang |
Jawa | Rp433 triliun | 340.938 orang |
Kalimantan | Rp779 triliun | 1.742.550 orang |
Sulawesi | Rp197,0 triliun | 460.940 orang |
Bali-Nusa Tenggara | Rp66 triliun | 144.851 orang |
Papua-Maluku | Rp450 triliun | 1.462.518 orang |
Total | Rp2.225 | 4.731.770 orang |
Sumber: Bappenas
JAKARTA: Pemerintah memperkirakan pengembangan kegiatan ekonomi utama yang terangkum dalam MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dapat menyerap hingga 4,73 juta tenaga kerja sepanjang 2012-2014.
Armida S. Alisjahbana, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas mengatakan berdasarkan identifikasi pemerintah, pengembangan berbagai kegiatan ekonomi utama yang terangkum dalam Masterplan Percepatan dan Peluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia mampu membuka 4,73 juta kesempatan kerja.
"Globalnya dalam jangka pendek, 2012-2014, kebutuhan tenaga kerja di sektor kegiatan ekonomi utama di 6 koridor ekonomi mencapai 4,73 juta dengan total indikasi investasi Rp2.225 triliun," ujarnya dalam pembukaan Sarasehan Nasional: Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Muda Menuju Indonesia Maju 2025 hari ini, Selasa 15 Mei 2012.
Berdasarkan estimasi di masing-masing koridor, katanya, kebutuhan tenaga kerja berbeda-beda sesuai dengan sektor investasi yang berkembang. Namun, angka ini belum termasuk kebutuhan tenaga kerja di sektor infrastruktur dan konstruksi.
"Ini diestimasi berdasarkan rencana investasi. Karena ekonomi itu tumbuh dari investasi, dan investasi menciptakan tenaga kerja," katanya.
Sepanjang 2011-2014, di koridor ekonomi Sumatra diperkirakan terdapat rencana investasi sebesar Rp300 triliun di sektor besi baja, perkapalan, kelapa sawit, karet, batubara, dan Jembatan Selat Sunda. Realisasi investasi ini diperkiraan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 579.973 orang.
Di koridor ekonomi Jawa, pengembangan investasi di sektor makanan minuman, tekstil, alat transportasi, perkapalan, telematika, Jabodetabek Area, dan alutsista diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 340.938 orang. Adapun indikasi total investasi di koridor ini selama 2012-2014 mencapai Rp433 triliun.
Sementara itu, di koridor ekonomi Kalimantan perkiraan penyerapan tenaga kerjanya mencapai 1.742.550 orang. Tenaga kerja ini tercipta dari total rencana investasi sebesar Rp779 triliun, yang tersebar di sektor pertambangan, migas, perkayuan, dan kelapa sawit.
Selain itu, pengembangan 5 kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi Sulawesi diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 460.940 orang. Tenaga kerja itu dibutuhkan untuk menggarap sektor pertambangan nikel, pertanian pangan, migas, kakao, dan perikanan yang total investasinya diproyeksikan mencapai Rp197,0 triliun.
Adapun di koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata, peternakan, dan perikanan diperkirakan mencapai 144.851 orang. Lapangan kerja ini tercipta dari rencana investasi yang mencapai Rp66 triliun sepanjang 2012-2014.
Terakhir di koridor ekonomi Papua-Kepulauan Maluku, rencana investasi yang mencapai Rp450 triliun diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja hingga 1.462.518 orang.
"Kebutuhan tenaga kerja di Kalimantan dan Papua-Maluku relatif paling besar, tapi pemenuhannya harus dipikirkan lagi, pembinaan pekerja lokal dan mungkin migrasi dari daerah lain," katanya.
Meski investasi berpeluang membuka banyak tenaga kerja, Indonesia masih bermasalah dalam pemenuhannya akibat terjadi miss match dari kebutuhan dunia usaha dan ketersediaan tenaga kerja.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Tenaga Kerja, Pendidikan, dan Kesehatan James T. Riady mengatakan untuk dapat tumbuh berkelanjutan Indonesia harus mengandalkan sumber daya manusia yang handal.
"Bukan hanya tergantung pada sumber daya alam, tapi juga harus mengembangkan human capital dengan sistem pendidikan, pelatihan, standar kompetensi, dan sertifikasi bagi tenaga kerja," katanya.
Untuk meretas kompleksitas masalah tenaga kerja, kata James, Indonesia perlu meningkatkan produktivitas tenaga kerja nasional, meningkatkan jumlah wiraswasta di tingkat UMKM dan koperasi, serta menerapkan sistem wajib belajar 12 tahun. (sut)
BACA JUGA:
>> MARKET CLOSING—IHSG Turun Tipis 7,42 Poin
>> Jakarta Stocks Declines 7.42 Points
>>REKAP MARKET: Inilah Risalah Berita Market
>> Duh! Konser Lady Gaga dilarang polisi