Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RISIKO INDONESIA: Lonjakan harga minyak jadi hambatan

JAKARTA: Oxford Business Group menilai risiko lonjakan harga minyak dunia merupakan salah satu hambatan jangka pendek yang harus dihadapi Indonesia dalam mengendalikan harga pangan dan mengendalikan subsidi bahan bakar minyak.Paulius Kuncinas, Redaktur

JAKARTA: Oxford Business Group menilai risiko lonjakan harga minyak dunia merupakan salah satu hambatan jangka pendek yang harus dihadapi Indonesia dalam mengendalikan harga pangan dan mengendalikan subsidi bahan bakar minyak.Paulius Kuncinas, Redaktur Regional OBG menuturkan memantau perkembangan harga minyak dunia, lonjakan harga minyak merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Kuncinas melihat, perkembangan harga minyak tahun ini akan serupa dengan yang terjadi pada 2007 , saat harga minyak Indonesia (ICP) menyentuh level US$120-US$130 per barel."Ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mengendalikan harga pangan dan minyak bumi serta menambahkan tekanan pada anggaran subsidi BBM," tuturnya dalam acara peluncuran 'The Report: Indonesia 2012', hari ini.Tidak hanya harga minyak, OBG juga melihat risiko fluktuasi harga komoditas sebagai tantangan jangka pengeka yang akan berpengaruh negatif terhadap kinerja ekspor Indonesia. Terutama untuk komoditas ekspor unggulan, seperti minyak sawit mentah (CPO), batu bara, gas LNG, dan mineral lainnya.Namun, menurut Kuncinas, peluang terjadinya risiko ini hanya 40% pada 2012, karena China masih akan tumbuh melambat tapi tetap tinggi dan tidak akan mengalami hard landing. OBG juga memproyeksikan pemulihan ekonomi AS akan mendukung pemulihan permintaan global.Selain fluktuasi harga komoditas, lanjut Kuncinas, tantangan terbesar bagi investor di sektor keuangan adalah fluktuasi nilai tukar dan volatilitas harga akibat arus modal yang masuk secara tiba-tiba dan kebijakan moneter Eropa dan Amerika Serikat yang sangat longgar. "Bank Indonesia menghadapi pekerjaan yang sulit untuk menyeimbangkan pasar keuangan pada tahun ini," ungkapnya.Menurut Kuncinas, pekerjaan tersebut terletak pada kewajiban BI untuk menjaga inflasi di level yang terkendali dan memastikan pengetatan moneter tidak berakibat pada pengikisan daya saing Indonesia di mata global seiring apresiasi nilai mata uang."Dalam hal ini, kami berpikir Indonesia harus terus menggunakan pengaruh Asean untuk memastikan blok perdagangan antarnegara Asia Tenggara ini tidak terprovokasi dengan penurunan daya saing dan aksi proteksionisme," ujarnya.Berdasarkan percakapan dengan Bank Sental di Bangkok, Kuala Lumpur, Manila, dan Singapura, tambah Kuncinas, terdapat kesamaan persepsi untuk menjaga apresiasi mata uang selaras di kawasan Asean.(msb)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper