JAKARTA: Edelman Trust Barometer mengungkapkan tingkat kepercayaan bisnis di Indonesia menempati tingkat tertinggi di antara 25 negara yang disurvei. Indikator makro ekonomi yang stabil menjadi salah satu faktor pendorong optimisme.
Henry Manampiring, Brand and Corporate Strategy IndoPacifik Edelman, mengungkapkan indeks kepercayaan terhadap bisnis di Indonesia mencapai 78% pada 2012. Angka ini merupakan angka tertinggi di antara 25 negara yang disurvei.
"Untuk kepercayaan bisnis di Indonesia 2012 termasuk yang tertinggi dengan 78%. Walaupun ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan 2011 yang mencapai 80%. Tapi tetap terjaga, hipotesis kami ini karena kondisi makro dan indikator ekonomi yg relatif baik," ujarnya dalam paparan hasil survei Edelman Trust Barometer 2012 hari ini.
Walaupun mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu, namun kepercayaan terhadap entitas bisnis di dalam negeri terbilang cukup tinggi untuk banyak bidang industri dibandingkan dengan hasil survei yang sama di tingkat dunia.
Di kawasan Eropa, misalnya, indeks kepercayaan terhadap bisnis turun rata-rata 9%-20%. Bahkan indeks di Spanyol anjlok dari 53% pada 2011 menjadi 32% pada 2012. Namun, China mengalami anomali dengan peningkatan indeks bisnis yang cukup berarti, yakni dari 61% pada 2011 menjadi 71% pada 2012.
Di tingkat global, lanjutnya, bank dan layanan finansial merupakan sektor dengan tingkat kepercayaan paling rendah, yakni masing-masing 50% dan 48%. Di Indonesia, sektor ini justru mendapatkan kepercayaan yang tinggi dengan indeks kepercayaan sektor bank sebesar 86% dan layanan finansial 76%.
"Kepercayaan terhadap institusi perbankan ini penting sekali untuk jalannya roda perekonomian. Kepercayaan terhadap perbankan di Indonesia memang stabil dan tinggi di Indonesia sejak 2009," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan tingkat kepercayaan terhadap berbagai sektor industri, tambah Henry, sektor telekomunikasi, energi, dan farmasi mengalami menurunan kepercayaan. Kepercayaan terhadap sektor farmasi turun 17 poin dari 93% pada 2011 menjadi 76%.
Adapun kepercayaan di sektor telekomunikasi dan energi turun 19 poin. Untuk sektor telekomunikasi, kepercayaannya turun dari 94% pada 2011 menjadi 75%, sedangkan sektor energi turun dari 90% jadi 71% pada 2012.
"Untuk sektor telekomunikasi kepercayaannya turun seiring maraknya kasus penyedotan pulsa, layanan sms premium dan semacamnya. Sementara sektor energi dan pertambangan, hipotesis kami, ini seiring konflik kepemilikan aset, pencabutan izin, tumpang tindih lahan. Migas juga kemungkinan berkaitan dengan kebijakan BBM," papar Henry.
Adapun sektor teknologi, perbankan, otomotif, makanan dan minuman, serta media menjadi lima sektor dengan tingkat kepercayaan tertinggi, yakni berturut-turut 87%, 86%, 85%, 81%, dan 79%.
CEO Edelman Asia Pacific David Brain mengungkapkan berdasarkan survei terhadap kalangan elit informasi di Indonesia terhadap pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, bisnis, dan media menempatkan Indonesia pada kelompok negara 'trusters' dengan nilai indeks sebesar 63. Indonesia berada di peringkat ke-5, di bawah China, Arab Saudi, Singapura dan India.
"Jepang drop dari kelompok netral dengan poin 51 pada 2011 jadi 34 pada 2012. Ini karena institusi belum recover dari tsunami dan insiden nuklir, sehingga mengalami krisis kepercayaan yang dalam, pemerintah dinilai tidak terlalu berperan, bisnis tidak berkembang, dan NGO menarik donasi terlalu besar," paparnya.
Brain menegaskan hasil survei yang mencerminkan indeks kepercayaan di Indonesia di level 'trusters' menunjukkan kepercayaan responden akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. (sut)