Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPOR CPO: RI siap hadapi AS di WTO

JAKARTA: Penolakan Amerika Serikat terhadap ekspor minyak kelapa sawit asal Indonesia dapat memicu preseden buruk terhadap produk ekspor Indonesia. Untuk mencegah itu, pemerintah bertekad melakukan perlawanan melalui argumentasi di level WTO.Menteri

JAKARTA: Penolakan Amerika Serikat terhadap ekspor minyak kelapa sawit asal Indonesia dapat memicu preseden buruk terhadap produk ekspor Indonesia. Untuk mencegah itu, pemerintah bertekad melakukan perlawanan melalui argumentasi di level WTO.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan pemerintah akan segera menyusun argumentasi terhadap sikap AS menutup impor crude palm oil (CPO) asal Indonesia karena disinyalir tidak ramah lingkungan."Kita akan counter (notifikasi dari AS), deadlinenya kan 27 Februari. Salah satu argumen yang belum mereka pertimbangkan dan akan kita sampaikan adalah peningkatan yield di lahan kita sampai 2020 dan ini batas (emisi biodisel dari CPO) minimumnya 20% dan kita saat ini 17%," ujar Gita, hari ini 1 Februari 2012.Gita optimistis, hal tersebut dapat mematahkan argumen AS terhadap rencana pemblokiran produk CPO Indonesia di AS. Pasar ekspor CPO Indonesia ke AS, lanjut Gita, diperkirakan mencapai 1-1,5 juta ton dari total produksi CPO tahun lalu yang mencapai 23 juta ton."Ya memang cukup besar. Ini bisa jadi preseden yang kurang baik," tutur Gita.Senada dengan Mendag, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat juga mengungkapkan Indonesia akan fight back terhadap notifikasi blokir CPO dari AS dengan menggunakan prosedur yang ada, a.l. melalui forum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).Pasalnya, meski volume ekspor CPO Indonesia ke AS dinilai Hidayat terbilang kecil dibandingkan ekspor CPO Indonesia ke China, India, dan Uni Eropa."Bisa melalui WTO, itu salah satu cara, tapi saya juga mau menanyakan ke lawyer," ujarnya.Seperti yang diberitakan Bisnis sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta menilai argumentasi AS terhadap penutupan impor CPO dari Indonesia sebagai hal yang tidak mendasar dan dapat dikatagorikan sebagai technical barrier yang tidak dibenarkan dalam WTO. Pemerintah akan mengupayakan penjelasan yang objektif untuk menyelesaikan masalah ini.Indonesia merupakan produsen dan eksportir komoditi terbesar di dunia, dengan volume ekspor pada 2009 sebesar 21,15 juta ton dan nilai ekspor pada 2009 mencapai US$11,60 miliar. Berdasarkan data US Department of Agriculture menyebutkan ekspor CPO Indonesia ke AS pada 2011 mencapai 19,35 juta ton. (faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Diena Lestari
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper