Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MINYAK MENTAH: BP Migas Dukung Pertamina Beli Dari KKKS

JAKARTA: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mendukung PT Pertamina (Persero) membeli minyak mentah bagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas untuk diolah di kilang dalam negeri.Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas

JAKARTA: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mendukung PT Pertamina (Persero) membeli minyak mentah bagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas untuk diolah di kilang dalam negeri.Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana mengatakan pada dasarnya PT Pertamina (Persero) tidak perlu dukungan regulasi untuk mendapatkan minyak mentah bagian KKKS tersebut jika memang menggunakan harga internasional.Artinya, tanpa diregulasipun KKKS akan menjual minyak bagiannya ke kilang Pertamina jika minyak itu dibeli dengan harga internasional sesuai dengan yang dijanjikan Pertamina."Sebenarnya, kami selalu mendorong agar KKKS menjual minyaknya ke Pertamina, tetapi Pertamina tidak selalu mau mengambilnya, apakah karena alasan teknis [jadwal kapal atau spesifikasi minyak yang tidak cocok dengan kilang Pertamina] atau pertimbangan komersial [soal harga, volume, dan lainnya]," ujarnya Minggu 29 Januari 2012.Sesuai dengan konsep dasar kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC), jelasnya, KKKS diperkenankan mengambil bagian produksinya dalam bentuk inkind atau berupa minyak dan gas.Selain itu, KKKS juga bebas menjual minyak yang menjadi bagiannya tersebut ke kilang dalam negeri seperti Cilacap, Balikpapan, dan lainnya atau mengekspornya ke kilang di luar negeri, seperti di Singapura, Australia, China, dan lainnya.Namun demikian, imbuhnya, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan KKKS dalam menjual minyak mentah yang menjadi bagiannya, terutama menyangkut bisnis komersial.Selain menyangkut harga, jelasnya, pertimbangan KKKS menjual bagian minyaknya adalah volume angkut. Untuk minyak dengan volume angkut kecil, lanjutnya, akan lebih ekonomis dijual ke kilang terdekat dengan lokasi produksinya.Di luar itu, tambahnya, spesifikasi teknis yakni jenis minyak yang dihasilkan juga turut menentukan alokasi penjualannya. "Tidak semua jenis minyak yang diproduksi di dalam negeri dapat diolah oleh kilang domestik, terutama jenis minyak yang mengandung merkuri," katanya.Di sisi lain, Gde menegaskan Pertamina juga harus menambah ketahanan minyak nasional, terutama dengan memperbesar cadangan minyak nasional dengan menggiatkan eksplorasi dalam negeri serta akuisisi cadangan-cadangan di luar negeri."Akuisisi Pertamina terhadap cadangan dalam negeri ahnya akan menambah cadangan Pertamina, tetapi tidak menambah cadangan nasional," tuturnya.Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengharapkan dukungan pemerintah agar perseroan bisa membeli 210.000 barel per hari minyak mentah yang menjadi bagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas, untuk diolah di kilang-kilang dalam negeri.Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun mengatakan keinginan kuat Pertamina untuk menyerap seluruh minyak mentah domestik, termasuk bagian KKKS yang selama ini diekspor, merupakan upaya perseroan untuk menjaga ketahanan energi Indonesia.Selain itu, juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis minyak apabila situasi di Selat Hormuz memanas."Pertamina meminta dukungan pemerintah untuk menyempurnakan regulasi bagi hasil minyak yang memberikan opsi kepada Pertamina untuk membeli minyak mentah bagian KKKS. Totalnya mencapai 210.000 barel per hari," ujarnya.Minyak mentah yang ingin dibeli Pertamina itu terdiri dari jenis Sumatera Light Crude 64.000 bph, Duri 81.000 bph, Arjuna 4.000 bph, Cinta  9.000 bph, dan Widuri 9.000 bph.Selain itu, minyak mentah jenis Ataka 6.000 bph, Handil 5.000 bph, Belida 4.000 bph, Geragai 3.000 bph, Kaji 8.000 bph, dan Senipah 30.000 bph. (bas)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper