Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUBSIDI BBM: Pembatasan subsidi tak akan ganggu investasi

 

 

SEMARANG: Kebijakan pemerintah terkait pembatasan subsidi bahan bakar minyak jenis premium diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap investasi dan perekonomian di daerah.
 
Ekonom Universitas Diponegoro (Undip)  Semarang  F.X Sugiyanto mengakui pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan diberlakukan pada 1 April 2012 akan berdampak pada inflasi dan konsumsi masyarakat.
 
Meski demikian, kegiatan investasi di daerah masih akan tetap tumbuh seiring dengan membaiknya perekonomian Jateng, disisi lain beberapa proyek infrastruktur telah dijadwalkan dapat dibangun pada tahun ini.
 
“Kebijakan pembatasan subsidi BBM memang akan mendongkrak inflasi, tetapi diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap investasi di daerah,” katanya kepada Bisnis hari ini.
 
Pemimpin Kantor Bank Indonesia Semarang Joni Swastanto mengatakan ekonomi Jateng memang akan sedikit terdampak oleh pengaruh krisis global khususnya terhadap permintaan ekspor, tetapi kondisi tersebut masih akan tertolong oleh permintaan domestik yang cukup tinggi.
 
“Daya beli masyarakat akan tetap terjaga dengan laju inflasi yang relatif rendah dan didorong oleh kenaikan upah minimum regional sebesar 6,8%, kondisi tersebut menjadi daya dorong konsumsi rumah tangga,” katanya.
 
Sejalan dengan pertumbuhan konsumsi, lanjut dia, kegiatan investasi diperkirakan masih akan tumbuh cukup tinggi mengingat adanya realisasi berbagai proyek pada tahun depan.
 
Sejumlah proyek yang akan direalisasikan pada tahun depan yaitu pembangunan PLTU Jateng Baru dan Cilacap Baru, lanjutan proyek tol Semarang-Solo seksi II Ungaran-Bawen, proyek pembangunan waduk Jatibarang, pembangunan Polder Kalibanger dan jalur lingkar selatan.
 
Selain itu, dengan adanya realisasi rencana investasi seperti pembangunan pabrik atau perluasan industri di sejumlah wilayah.
 
“Pelaksanaan proyek-proyek yang termasuk dalam program Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tersebut diperkirakan akan meningkatkan kegiatan investasi di Jawa Tengah,” tuturnya.
 
Joni menambahkan dari sisi penyaluran dana kepada masyarakat, fungsi intermediasi perbankan di Jateng  berjalan dengan baik. Data BI mencatat pada November 2011, penyaluran kredit di provinsi ini naik sebesar 21,98% dari periode sama tahun sebelumnya Rp105,34 triliun menjadi sebesar Rp128,5 triliun.
 
 “Tingginya pertumbuhan kredit menunjukkan masih solidnya industri perbankan di Jateng, dengan pencapaian penyaluran kredit sebesar Rp128,50 triliun,” katanya.
 
Menurut dia, pertumbuhan kredit di Jateng diakselerasi oleh pertumbuhan jenis kredit investasi yang menunjukkan pertumbuhan tertinggi diantara jenis kredit yang lain yaitu mencapai 49,15%, diikuti oleh kredit modal kerja 19.96%.
 
Pencapaian penyaluran kredit modal kerja pada November 2011 mencapai Rp70,48 triliun, kredit investasi Rp12,75 triliun dan kredit konsumsi Rp45,26 triliun.
 
Selain itu rasio kredit terhadap DPK atau Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 98,63% dengan kualitas kredit yang tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loans (NPLs) sebesar 2,83%. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rachman
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper