Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perajin furniture harus punya ciri khas & konsistensi

Memiliki ciri khas dan konsisten terhadap pilihan itulah kunci sukses Citra Artistic (CA) Furnitur. Paling tidak, pilihan itulah yang membuat perajin furniture dalam negeri ini bertahan hingga 12 tahun dan tetap eksis dari gempuran produk impor yang kini membanjiri pasar nasional.
 
Banjir produk impor dari China, setiap tahunnya terus meningkat, terutama sejak berlakunya perjanjian perdagangan bebas Asean dan China, kondisi ini  semakin menyudutkan perajin dalam negeri yang dalam waktu singkat ratusan perajin gulung tikar.
 
Bagaimana tidak, produk furniture buatan China harganya jauh lebih murah dengan berbagai varian yang menarik dan desain yang up to date, sehingga sangat diminati konsumen, meski kualitasnya tidak bisa dijamin.
 
Berdasarkan Data Kementerian Perdagangan menunjukkan  impor Indonesia dari China selama 2010 menyumbang sekitar 15% dari total impor nasional.
 
Nilai impor sekitar USD52 miliar yang meningkat sebesar 45,9% dibandingkan tahun 2009. Yang lebih mengkhawatirkan, peningkatan impor terjadi pada sektor dimana Indonesia juga dikenal sebagai eksportir.
 
Beberapa produk dengan rasio impor tinggi meliputi elektronika (36%), furniture (54%), logam (18%), mainan (73%), permesinan (22%) serta tekstil dan produk tekstil/TPT (34%).
 
Kondisi tersebut, tidak berlaku bagi CA Furniture yang memilih konsep solid naturalis. Operational Manager Citra Artistic Furniture Ryano D Indrabayu mengatakan untuk bisa bersaing dan bertahan dalam industri kerajinan, harus memiliki cirri khas dan konsisten terhadap pilihan.
 
Konsistensi terhadap pilihan itu teruji ketika booming produk furniture ukiran dari Jepara, dimana sebagian besar perajin memilih memproduksi meubel dengan desain ukiran tersebut karena dinilai lebih diminati pasar.
 
Kenyataannya, ketika perajin itu tidak memiliki cirri khas dan memproduksi barang yang memang sudah banyak di jumpai di pasaran, perajin tersebut akan sulit bersaing terutama soal harga, karena Jika suplai di pasar lebih besar dari deman (permintaan) maka akan terjadi persaingan harga.
 
“Kalau sudah bersaing harga, kompetisi menjadi tidak sehat, saling banting harga bahkan akan jual rugi, untuk itu kami tetap konsisten dengan pilihan kami yaitu memproduksi furniture dengan desain solid naturalis yang menjadi cirri khas, dari dulu kami ya begini-begini aja,” katanya kepada Bisnis, hari ini.
 
Produk mebel dari CA Furniture ini memang terkesan eksklusif, karena lebih menonjolkan potongan kayu utuh yang dibelah sehingga kontur batang pohonnya masih terlihat. Ukurannya relatif besar untuk ukuran furniture pada umumnya.
 
Misalnya meja yang terbuat dari belahan kayu gelondongan berdiameter 120 cm dan panjang 4-5 meter, produk ini biasanya diminati oleh pemilik rumah yang ruang tamunya berukuran besar, perkantoran, ada juga  pembeli dari China dan Eropa yang memesan melalui seorang trader.
 
 “Sasaran kami memang konsumen menengah atas dan kelas atas, ciri khasnya memang kayu-kayu gelondongan ini, ada beberapa produk yang kecil-kecil seperti bifet dan kursi-kursi tetapi tetap terbuat dari kayu utuh,” katanya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rachman
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper