Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi industri makanan terkendala pasokan gas

SURABAYA: Industri manufaktur bidang produksi makanan ringan di Jawa Timur kesulitan ekspansi dengan meningkatkan utilisasi pabrik, karena terkendala rendahnya pasokan bahan bakar gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN).Armin, Direktur PT Siantar Top

SURABAYA: Industri manufaktur bidang produksi makanan ringan di Jawa Timur kesulitan ekspansi dengan meningkatkan utilisasi pabrik, karena terkendala rendahnya pasokan bahan bakar gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN).Armin, Direktur PT Siantar Top Tbk produsen makanan ringan berkantor pusat di Sidoarjo, Jawa Timurmenyebutkan perseroan tersebut kini mengoperasikan tiga pabrik [memproduksi krupuk, biskuit, wafer dan permen] di Sidoarjo, Medan dan Bekasi dengan total kapasitas terpasang 177,5 ribu ton per tahun.Menurut dia, kapasitas terpasang pabrik mie sebanyak 67,5 ribu ton/tahun, krupuk 18.000 ton, permen 19.000 ton serta biskuit dan wafer 73.000 ton. Namun, tingkat utilisasi keseluruhan produk itu hanya 33%. Dengan tingkat utilisasi sebesar itu, Siantar Top pada 2010 membukukan penjualan senilai Rp762,5 miliar. Sementara penjualan tahun ini diproyeksikan naik sedikitnya 20% yang diupayakan melalui peningkatan volume produksi serta penambahan varian produk.Kami sulit melakukan pengembangan volume produksi, akibat dikenakan kuota penggunaan gas oleh PGN, di tengah besarnya peluang pasar produk tersebut, ujarnya di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Siantar Top Tbk, hari ini.Armin tidak merinci berapa volume bahan bakar gas yang dibutuhkan Siantar Top per hari, tetapi dijelaskan bahwa pasokan dari PGN dibatasi dan mengompensasikannya dengan penggunaan batu bara dan elpiji.Sebelumnya, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memastikan Jatim akan dapat tambahan alokasi gas 400 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk kebutuhan listrik, pabrik pupuk dan industri dalam 5 tahun mendatang.Elan Biantoro, Kepala Humas BP Migas menyebutkan Jatim masih defisit gas 400 MMscfd, tetapi mulai 2012 ada tambahan pasokan 400 MMscfd dan direncanakan gas untuk provinsi tersebut ada hingga 2025.Tambahan pasokan gas untuk Jatim berasal dari Lapangan Madura BD di wilayah kerja Madura Strait di lepas pantai Jatim milik China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Pengembangan lapangan yang dioperatori Husky Oil itu dilakukan dengan pemboran 4 sumur pengembangan untuk memproduksi gas kumulatif 515 Bcf. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper