Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Organda tolak trayek bus reguler jadi AKAP

JAKARTA: Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) menolak trayek armada bus reguler yang dihapus karena berhimpitan dengan rute busway Transjakarta dialihkan ke trayek luar kota.

JAKARTA: Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) menolak trayek armada bus reguler yang dihapus karena berhimpitan dengan rute busway Transjakarta dialihkan ke trayek luar kota.

Pernyataan sikap ini disampaikan Ketua Umum DPD Organda Eka Sari Lorena Soerbakti yang memilih pemindahan 36 trayek bus reguler sebagai armada penghubung (feeder) busway.

Armada yang biasa digunakan untuk trayek pendek lalu tiba-tiba digunakan untuk trayek panjang atau untuk bus AKAP menurut saya itu butuh waktu, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, ujar Eka Sari dalam jumpa pers tentang angkutan darat di Jakarta, hari ini.

Menurutnya akan lebih baik armada bus reguler yang dihapus trayeknya dialihkan menjadi feeder busway yang ditempatkan di kawasan pinggiran Jakarta.

Menurutnya armada bus reguler yang biasa digunakan untuk trayek jarak pendek memiliki kondisi fisik yang berbeda dengan armada bus jarak panjang.

Selain itu pengusaha akan membutuhkan biaya operasional yang lebih besar untuk mengoperasikan armada bus reguler jarak panjang, termasuk di dalamnya bahan bakar dan suku cadang.

Untuk itu Eka Sari berpendapat akan lebih baik jika armada bus reguler yang biasa beroperasi dalam kota dialihkan sebagai feeder busway di kawasan pinggir Jakarta.

Selain biaya operasionalnya tidak jauh berbeda dengan trayek dalam kota, warga pengguna busway Transjakarta juga masih membutuhkan angkutan umum yang akan mengantarkan mereka menuju kawasan-kawasan yang tidak terjangkau busway.

Saat ini angkutan massal busway hanya mampu menjangkau poin-poin tertentu sehingga orang masih membutuhkan angkutan lain untuk menuju lokasi yang mendekati rumah mereka sehingga dibutuhkan feeder yang melewatinya, ujar Eka Sari.

Untuk itu Eka Sari berharap pemprov DKI Jakarta merencanakan pengalihan trayek bus reguler dalam kota ini secara matang, termasuk melibatkan unsur pengusaha angkutan darat sehingga pihaknya dapat memikirkan langkah bisnis yang membuat para pengusaha tidak merugi.

Kita juga bisa mencari jalur-jalur yang tidak memberatkan dan jalur yang tidak bersinggungan dengan busway, ujarnya.

Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada Heru Sutomo mengatakan pihaknya tengah mengkaji feeder study untuk menentukan pengalihan rute yang paling strategis bagi 36 trayek bus reguler yang akan dialihkan.

Saat ini studinya masih berjalan, targetnya pertengahan tahun ini sudah siap dan secara perlahan sudah mulai bisa diimplementasikan, ujar Heru.

Menurutnya dalam studi itu nanti pihaknya akan mencari rute-rute trayek baru bus reguler yang paling strategis, artinya rute-rute yang banyak dibutuhkan warga Jakarta namun tidak berhimpitan dengan rute busway.

Selain tidak merugikan pengusaha operator bus reguler, pengalihan rute ini diharapkan juga akan membuat kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait rencana penghapusan trayek bus reguler yang berhimpitan dengan busway dapat berjalan sesuai rencana.

Pastinya kami akan membuat satu studi yang hasilnya akan memberi hasil win-win solution, Heru menambahkan.

Sementara itu Sekretariat Jenderal DPP Organda Ardiyansah YP berharap Pemprov DKI Jakarta mengatur trayek bus reguler ini dengan melibatkan kota-kota lain di luar Jakarta.

Jangan hanya mengatur di lingkungan sektoral Jakarta saja, tapi pikirkan juga armada yang mengelilingi Jakarta, misalnya bus-bus Bekasi dan sekitarnya, ujarnya.

Apalagi menurut Ardiansyah, bus-bus reguler kawasan Bekasi dan sekitarnya kesulitan membuat proyeksi transportasi di 2011 sejak hadirnya busway, terutama koridor IX dan X Transjakarta, karena pemprov DKI Jakarta juga belum membuat kebijakan yang pasti.

Belum ada Blue Print atas pengembangan jalur busway dan itu membuat bus reguler di wilayah yang bersinggungan dengan Jakarta sulit membuat proyeksi transportasi, ungkap Ardiansyah.

Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan setuju dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menghapus trayek bus reguler yang berhimpitan dengan rute koridor busway Transjakarta.

Namun Prijanto berpendapat, akan lebih baik jika pemindahan trayek bus reguler itu dialihkan ke jalur bus antar kota.

Kalau hanya dialihkan trayeknya tapi masih di dalam kota itu sama saja tidak mengurangi macet, hanya memindahkan titik kemacetan di satu titik ke titik yang lain, ujarnya.

Sementara ini sebanyak 126 armada bus reguler yang berada di 15 trayek yang bersinggungan dengan koridor IX Pinang Ranti-Pluit dan koridor X Cililitan-Tanjug Priok yang akan segera dihapus.

Penghapusan bus reguler yang bersinggungan dengan bus Transjakarta sebelumnya telah dilakukan pada koridor II jurusan Harmoni-Pulogadung dan koridor III Harmoni-Kalideres.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper