Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disinggung Prabowo di DPR, Rosan Pastikan Kebijakan Tantiem Komisaris-Direksi BUMN Sudah Berlaku

CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengonfirmasi kebijakan penghapusan tantiem bagi komisaris BUMN untuk efisiensi BUMN, dengan insentif berbasis kinerja nyata.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan makna HUT ke-80 RI di tengah hadirnya Danantara, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (17/8/2025)/Bisnis-Dany Saputra.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan makna HUT ke-80 RI di tengah hadirnya Danantara, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (17/8/2025)/Bisnis-Dany Saputra.

GCG di BPI Danantara

Pada keterangan tersebut, Rosan menyebut langkah itu diambil sebagai bagian dari agenda besar BPI Danantara untuk membangun sistem pengelolaan BUMN yang lebih akuntabel, efisien, dan berorientasi pada kepentingan publik.

"Penataan ini merupakan pembenahan menyeluruh terhadap cara negara memberi insentif. Dengan kebijakan ini, kami ingin memastikan bahwa setiap penghargaan, terutama di jajaran dewan komisaris sejalan dengan kontribusi dan dampak nyatanya terhadap tata kelola BUMN terkait," katanya.

Namun, Rosan menyebut kebijakan itu bukan pemangkasan honorarium, melainkan penyelarasan struktur remunerasi agar sesuai dengan praktik tata kelola perusahan terbaik global (good corporate governance).

"Komisaris akan masih menerima pendapatan bulanan tetap yang layak sesuai dengan tanggung jawab dan kontribusinya," terangnya. 

Sebelumnya, Prabowo sempat menyinggung kebijakan tantiem untuk petinggi BUMN pada Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2026 di DPR, Jumat (15/8/2025). 

Dia memberikan peringatan tidak akan memberikan tantiem kepada para direksi BUMN apabila kinerja keuangannya merugi. 

Sebagaimana diketahui, tantiem untuk komisaris resmi dihapus, sedangkan untuk direksi ditentukan sesuai dengan performa perusahaan pelat merah. 

"Saya juga telah perintahkan ke Danantara, direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi," ujarnya di hadapan parlemen. 

Kemudian, Prabowo turut mengingatkan bahwa untung BUMN harus dipastikan bukan berupa akal-akalan. 

"Dan untungnya harus untung benar, jangan untung akal-akalan. Kita sudah lama jadi orang Indonesia. Dan kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan segera berhenti saudara-saudara," terangnya. 

Kepala Negara mengatakan bahwa BUMN Indonesia memiliki aset lebih dari US$1.000 triliun. Dia menyebut harusnya pelat merah bisa berkontribusi ke Indonesia minimal US$50 miliar. 

"Harusnya BUMN menyumbang kepada kita minimal US$50 miliar. Kalau US$50 miliar APBN kita tidak defisit," tuturnya.

 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro