Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nvidia Cetak Sejarah, Market Cap Tembus US$4 Triliun

Saham Nvidia sempat menembus kapitalisasi pasar atau market capitalization US$4 triliun untuk pertama kalinya.
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott
Kantor pusat Nvidia di Santa Clara, California, AS, pada hari Rabu, 28 Agustus 2024./Bloomberg-Loren Elliott

Bisnis.com, JAKARTA - NVidia menjadi perusahaan pertama yang berhasil mencapai kapitalisasi pasar senilai US$4 triliun. Hal tersebut terjadi pada perdagangan Rabu (9/7/2025) waktu setempat

Melansir CNBC International pada Kamis (10/7/2025) saham Nvidia sempat menembus kapitalisasi pasar atau market capitalization US$4 triliun untuk pertama kalinya meski akhirnya ditutup pada level US$3,97 triliun.

Nvidia menjadi perusahaan pertama yang menembus kapitalisasi US$4 triliun saat sesi perdagangan berlangsung. 

Nvidia kini tercatat sebagai perusahaan paling bernilai di dunia, melampaui Microsoft dan Apple yang sebelumnya telah lebih dulu menembus kapitalisasi US$3 triliun. Microsoft sendiri merupakan salah satu pelanggan terbesar dan terpenting bagi Nvidia.

Penguatan ini terjadi seiring investor memborong saham perusahaan teknologi yang menjadi tulang punggung ledakan kecerdasan buatan generatif (generative AI).

Perusahaan yang berbasis di California ini didirikan pada 1993, dan mulai melewati kapitalisasi US$2 triliun pada Februari 2024, kemudian menyentuh US$3 triliun pada Juni 2025.

Lonjakan permintaan atas perangkat keras dan chip kecerdasan buatan telah menjadi motor utama pertumbuhan Nvidia sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022. Nvidia berhasil memposisikan diri sebagai pemimpin global dalam pengembangan unit pemrosesan grafis (GPU) yang menjadi otak di balik model bahasa besar (large language models).

Lonjakan permintaan ini mendorong harga saham Nvidia melonjak lebih dari 15 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Secara bulanan, saham Nvidia sudah naik lebih dari 15%, dan telah menguat 22% sejak awal 2025.

Rally saham terbaru ini terjadi di tengah tekanan geopolitik dan pembatasan ekspor chip yang memukul penjualan Nvidia ke China. Namun, kekhawatiran tersebut mulai mereda, termasuk ketakutan bahwa model AI seperti DeepSeek dari China akan membuat permintaan chip berkurang.

Pada Mei lalu, Nvidia menyampaikan bahwa pembatasan ekspor terhadap chip H20 khusus pasar China berpotensi menghilangkan pendapatan hingga US$8 miliar.

“Pasar China yang bernilai US$50 miliar pada dasarnya kini tertutup bagi industri AS,” kata CEO Nvidia Jensen Huang dalam paparan kinerja Mei lalu.

Sebelumnya Huang menyebutkan bahwa larangan penjualan chip ke China akan menjadi kerugian besar bagi perusahaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : CNBC International
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper