Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanggul Laut Jakarta Telan Dana Rp123 Triliun, Bagaimana Tanggul Pantura?

Pemerintah telah menghabiskan anggaran hingga Rp123 triliun untuk mendukung pembangunan tanggul laut di sekitar pesisir pantai utara.
Suasana di proyek pembangunan tanggul laut di Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (31/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan.
Suasana di proyek pembangunan tanggul laut di Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (31/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator (Kemenko) Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) mengungkap hingga saat ini pemerintah telah menghabiskan anggaran hingga Rp123 triliun untuk mendukung pembangunan tanggul laut di sekitar pesisir pantai utara.

Menko IPK, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan bahwa anggaran sebesar Rp123 triliun tersebut direalisasikan untuk mendukung pembangunan kurang lebih 41 kilometer (Km) di pantai sekitar Jakarta.

“Kalau ditanya berapa kurang lebih studi yang pernah kami lakukan di waktu sebelumnya adalah kurang lebih US$8 miliar atau Rp123 triliun itu hanya untuk wilayah Jakarta, kurang lebih 41 km,” kata AHY saat ditemui di JICC dalam agenda International Conference of Infrastructure (ICI) 2025, Jakarta, Rabu (11/6/2025).

Sejalan dengan hal itu, AHY memberi sinyal bahwa rencana pembangunan tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara jawa (Pantura) yang terbentang dari Banten hingga Gresik bakal membutuhkan anggaran yang sangat jumbo.

Meski demikian, pembangunan sarana tanggul itu dibutuhkan guna memastikan berbagai titik ekonomi yang tersebar di wilayah Pantura tetap terjaga.

“Kita proteksi dengan tanggul-tanggul laut, tanggul pantai saat ini agar tidak ada yang tenggelam masyarakat kita. Tapi tidak cukup dengan itu, artinya ada permasalahan di hulu, jadi hulu ke hilir ini harus kita bereskan,” ujarnya.

Sebelumnya, AHY sempat menyebut pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura) bakal sulit direalisasikan. Hal itu dikarenakan minimnya anggaran yang tersedia untuk mendukung pembangunan Giant Sea Wall dari ujung pesisir Banten hingga Gresik.

“Jadi jangan membayangkan membangun giant sea wall itu dari ujung ke ujung kita bikin tanggul raksasa, karena selain tidak feasible juga saya rasa masih banyak prioritas lain yang harus bisa kita teruskan,” kata AHY dalam agenda FGD Strengthening Coastal Resilience: Infrastructure Solutions for Coastal Protection and Flood Mitigation, di Jakarta, Rabu (4/6/2025). 

Sejalan dengan hal itu, AHY menyebut pelaksanaan pembangunan infrastruktur guna memitigasi kenaikan muka air laut tersebut bakal dilakukan melalui berbagai program.

Program yang dimaksud yakni mulai dari pembangunan Giant Sea Wall hingga melakukan pengembangan wilayah untuk relokasi sejumlah masyarakat yang memungkinkan untuk direlokasi. 

Selain itu, AHY mengatakan upaya pemerintah menangani banjir rob juga bakal dilakukan lewat penanaman Mangrove di sekitar pantai.

“Oleh karena itu sekali lagi pastikan strategi yang kita pilih pada saat itu benar-benar yang sesuai. Misalnya Ada pendekatan revitalisasi di daerah-daerah yang memang penduduknya tidak terlalu banyak dan terlalu padat Itu bisa saja dilakukan relokasi sebagai opsi yang paling masuk akal,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper