Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesejahteraan Petani Naik Tipis Mei 2025, Terpangaruh NTP Harga Cabai - Kelapa Sawit

Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani atau It turun 0,24% mtm, dari 150,19 pada April 2025 menjadi 149,84 pada Mei 2025.
Petani melakukan penyemprotan anti hama terhadap tanaman padi yang baru ditanama di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/10/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Petani melakukan penyemprotan anti hama terhadap tanaman padi yang baru ditanama di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/10/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan sebesar 0,07% secara bulanan (month-to-month/mtm) menjadi di level 121,15 pada Mei 2025. Adapun pada April 2025 angkanya hanya mencapai 121,06.

Sekadar informasi, nilai tukar petani (NTP) adalah indikator yang mengukur kemampuan daya beli petani di pedesaan, menunjukkan seberapa baik mereka bisa bertukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dibutuhkan.

NTP dihitung dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).

NTP Naik menunjukkan bahwa harga hasil panen petani naik lebih cepat daripada harga barang-barang yang mereka beli. Ini berarti petani memiliki lebih banyak daya beli.

Adapun mengenai kenaikan NTP April 2025, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,24% mtm, dari 150,19 pada April 2025 menjadi 149,84 pada Mei 2025.

Sementara itu, indeks harga yang dibayarkan petani (Ib) turun lebih dalam, yaitu sebesar 0,31% mtm. Angkanya menjadi 123,68 dari bulan sebelumnya di level 124,07.

“Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani nasional adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kelapa sawit,” kata Pudji dalam rilis BRS, Senin (2/6/2025).

Jika dilihat berdasarkan subsektor, Pudji mengungkap subsektor yang mengalami penurunan NTP terdalam adalah subsektor tanaman hortikultura (NTPH). Subsektor ini mengalami penurunan NTP sebesar 8,07% secara bulanan.

“Hal ini karena It turun 8,36%, lebih dalam dari penurunan Ib yang sebesar 0,31%,” ujarnya.

Sementara itu, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kentang.

Data BPS juga menujukkan, nilai tukar nelayan (NTN) mengalami penurunan sebesar 0,06%. Hal ini lantaran It turun 0,27% dan lebih dalam dari penurunan Ib yang sebesar 0,22%.

“Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It untuk nilai tukar nelayan adalah tongkol, selar, ketamba, dan juga cakalang,” pungkasnya.

Sebelumnya, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani (NTP) Indonesia tercatat sebesar 121,06 poin pada April 2025. Nilainya turun 2,15% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 123,72 poin.

Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, NTP Indonesia pada April 2025 masih lebih tinggi 3,66%. Tercatat, pada April 2024, NTP Indonesia adalah sebesar 116,79 poin.

Penurunan NTP pada bulan lalu ini terjadi seiring dengan penurunan indeks harga yang diterima oleh petani (lt) sebesar 1,35% menjadi 150,19 poin dari 152,24 poin. Sementara itu, indeks harga yang dibayar oleh petani (lb) mengalami kenaikan 0,82% menjadi 124,07 poin dari 123,05 poin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper