Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan di Balik Stok Beras Melimpah: Biaya Pengelolaan Naik, Mutu Turun

Indonesia berpotensi memikul beban tambahan seirin dengan stok beras yang melimpah hingga 4 juta ton
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat mewanti-wanti stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang melimpah hingga mencapai 4 juta ton bisa memicu lonjakan biaya pengelolaan dan risiko mengalami penurunan mutu.

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengingatkan bahwa beras pada dasarnya merupakan barang yang tidak tahan lama. Sehingga, beras harus dikelola dengan baik serta segera disalurkan/dilepas/dijual.

“Semakin lama [beras] disimpan, biaya pengelolaan untuk menyimpan di gudang semakin besar. Selain itu ada risiko beras turun mutu, bahkan rusak,” kata Khudori kepada Bisnis, Jumat (30/5/2025).

Menurutnya, pemerintah hanya menugaskan Bulog menyerap gabah/petani sehingga mengantongi cadangan dengan volume jumbo di gudang dan tidak ada penyaluran maupun penjualan.

Khudori menilai tumpukan stok beras di gudang Bulog tanpa adanya pendistribusian, membuat harga beras di pasar menjadi tak terkendali.

“Karena [beras] hanya disimpan sebagai stok mati di gudang, pasar tak terkendali. Sudah berbulan-bulan harga beras medium dan premium di atas HET. Apa gunanya buat masyarakat stok besar tapi harga tinggi, bahkan melampaui HET,” tuturnya.

Jika menengok Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jumat (30/5/2025) pukul 13.05 WIB, harga rata-rata beras medium dan premium masing-masing dibanderol Rp13.877 per kilogram dan Rp15.636 per kilogram di tingkat konsumen.

Untuk diketahui, harga eceran tertinggi (HET) beras medium dan beras premium adalah Rp12.500 per kilogram dan Rp14.900 per kilogram di tingkat konsumen secara nasional.

Namun, Khudori menuturkan bahwa Bulog tidak memiliki kewenangan untuk menyalurkan maupun menjual CBP secara bebas, kecuali beras komersial. Dia menjelaskan, Bulog hanya bisa menyalurkan CBP jika ada perintah dari pemerintah.

Untuk itu, Khudori menyarankan pemerintah agar segera memerintahkan Bulog untuk menyalurkan beras.

Dalam jangka pendek, Khudori menyarankan agar Bulog segera menyalurkan beras, baik untuk operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bantuan pangan beras, maupun outlet lain.

“Beras idealnya hanya disimpan empat bulan. Lebih dari itu harus disalurkan agar tidak turun mutu atau membebani pengelolaan,” jelasnya.

Menurutnya, adanya stok 4 juta ton beras maka Bulog harus menyalurkan 2,8 juta ton beras, dengan estimasi penyaluran sekitar 400.000 ton beras setiap bulan selama tujuh bulan tersisa di tahun ini. Dengan begitu stok akhir 2025 mencapai 1,2 juta ton beras.

Namun, dia mengkhawatirkan penyaluran dalam volume jumbo ini bukanlah suatu hal yang mudah jika tidak tersedianya outlet baru.

“Inpres [Instruksi Presiden] perberasan yang diterbitkan Presiden Prabowo menyediakan berbagai outlet atau penyaluran beras Bulog, tetapi Inpres ini perlu ditindaklanjuti oleh kementerian/lembaga dalam bentuk aturan turunan agar operasional,” tuturnya.

Pekerja mengangkut karung beras
Pekerja mengangkut karung beras

Stok Beras Melimpah

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang diamankan Perum Bulog telah mencapai 4 juta ton.

Berdasarkan laporan real-time per Kamis (29/5/2025) pukul 21.41 WIB, serapan setara beras oleh Bulog telah mencapai 2.407.257 ton dan total stok beras nasional resmi tercatat sebesar 4.001.059 ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan angka ini menjadi simbol konkret keberhasilan kolaborasi nasional dalam memperkuat ketahanan pangan dan mensejahterakan petani Indonesia.

“Semua pihak telah bekerja bahu-membahu hingga Indonesia mencapai cadangan beras terbesar dalam sejarah,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (30/5/2025).

Dia menjelaskan bahwa capaian ini tak lepas dari gagasan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong berbagai terobosan strategis melalui penerbitan Instruksi Presiden (Inpres) untuk memperkuat produksi dan memudahkan petani dalam berusaha tani. Untuk diketahui, harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional pada Januari—Mei 2025 bisa mencapai 16,55 juta ton.

Menurut Amran, capaian tersebut sejalan dengan kinerja serapan Bulog yang mencatat rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Hingga akhir Mei 2025, Bulog telah menyerap lebih dari 2,4 juta ton beras lokal, atau naik lebih dari 400% dibandingkan rata-rata serapan dalam periode sama lima tahun terakhir yang hanya berada di kisaran 1,2 juta ton.

“Ini menunjukkan bahwa produksi dalam negeri tidak hanya meningkat, tapi juga diserap secara masif langsung dari petani. Langkah ini efektif memperkuat cadangan nasional dan menjaga kestabilan harga di tingkat petani,” ungkapnya.

Namun, Amran menegaskan pencapaian 4 juta ton bukan sekadar angka statistik, melainkan simbol kuat dari meningkatnya kesejahteraan petani dan kemandirian bangsa.

“Dulu saat panen raya, harga gabah kerap anjlok dan petani merugi. Kini, mayoritas petani bisa menjual GKP minimal Rp6.500 per kilogram sesuai HPP, bahkan lebih. Ini buah dari kebijakan yang berpihak pada petani,” tuturnya.

Lebih lanjut, Amran mengapresiasi pada strategi agresif jemput bola yang dilakukan oleh Bulog dalam menyerap gabah petani secara langsung yang dinilai sangat efektif. Menurutnya, langkah ini bukan hanya memperkuat cadangan beras pemerintah, melainkan juga memberikan kepastian harga dan pasar bagi petani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper