Bisnis.com, JEDDAH — Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bekerja sama dengan BPKH Limited membidik pengadaan ikan siap saji untuk musim haji 1447 Hijriah/2026. Upaya itu menyusul ekspor 475 ton pasta bumbu siap pakai untuk konsumsi jemaah haji Indonesia tahun ini, melalui BPKH Limited.
BPKH Limited diketahui merupakan anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang berbasis di Arab Saudi dan menjadi jembatan pengadaan produk-produk Indonesia di Tanah Suci. Direktur BPKH Limited Iman Nikmatullah mengatakan impor bumbu jadi dari Indonesia ke Arab Saudi akan ditingkatkan menjadi 600 ton tahun depan. Pihaknya juga tengah melakukan pendekatan kepada produsen-produsen ikan di Indonesia untuk pengadaan pada musim haji mendatang.
"Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama, dan ke depan BP [Badan Penyelenggara] Haji. Kami akan mengincar ikan tahun depan. Hanya, ikan kalau mentahan masih kalah dengan Vietnam, tapi kami akan membuat ikan siap santap," kata Iman saat berbincang dengan Bisnis.com di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (29/5/2025).
Dengan nilai ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan bumbu, Iman membidik peningkatan penetrasi produk Indonesia di pasar haji Arab Saudi, khususnya untuk memenuhi kebutuhan jemaah Nusantara. Sebelumnya nilai bisnis pengaadaan bumbu Nusantara ke Arab Saudi tahun ini melampui Rp100 miliar.
"Kami sudah ketemu dengan produsen Indonesia yang mereka dari hulu ke hilir punya [pengolahan]. Kami akan bekerja sama dengan mereka untuk mengolah ikan, dibawa ke dapur, sudah, tinggal dihangatkan," jelas Iman.
Menurutnya di komoditas bahan baku mentah, Indonesia akan kalah dengan produk dari negara lain yang sudah memiliki keunggulan di pasar dunia. Menghadirkan produk olahan yang khas Nusantara ditempuh untuk memenangkan pangsa pasar produk Indonesia di Arab Saudi.
Baca Juga
Sementara itu di pasar umrah, BPKH Limited juga berencana untuk menyuplai kerupuk bagi dapur-dapur hotel yang melayani jemaah asal Indonesia.
"Tidak ada negara lain yang produksi kerupuk, kalau pun ada, tidak enak. Beras kan sudah Thailand, daging [dari] Brasil, pisang [dari] Peru, pokoknya negara lain banyak. Tapi makanan olahan kita menang," ujarnya.