Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendesak percepatan pembangunan infrastuktur sambungan pipa gas bumi untuk menjangkau ke wilayah sentra produksi tekstil dan produk tekstil (TPT) di Bandung dan Solo.
Ketua Umum API Jemmy Kartiwan mengatakan, kebutuhan energi gas saat ini menjadi salah satu masalah di industri TPT, pasalnya seluruh produsen tekstil dunia mulai beralih menggunakan energi hijau, salah satunya gas.
"Sedangkan di Indonesia kita punya sumber gas yang cukup besar, cuma masaahnya infrastruktur atau pipa gas untuk mencapai sentra industri TPT yang berada di Bandung Raya dan Solo Raya ini belum tersambung," kata Jemmy dalam RDPU di Badan Legislasi DPR RI, Senin (26/5/2025).
Usulan percepatan pembangunan pipa gas ke wilayah sentra TPT tersebut menjadi salah satu masukkan dalam Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Pertekstilan yang tengah dibahas.
Dalam hal ini, Jemmy belum menyoroti terkait harga gas, melainkan ketersediaan infrastruktur penyaluran gas ke industri di wilayah Bandung dan Solo.
"Jadi kita harapkan dengan ada UU Pertekstilan bisa diprioritaskan jalur pipa gas untuk mencapai sentra industri tekstil, terutama karena sudah semenjak dulu kala berada di Bandung Raya dan Solo Raya," tuturnya.
Baca Juga
Kendati demikian, dalam paparan API menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan harga gas yang tinggi di antara produsen TPT dunia sehingga beban biaya produksi besar.
Apalagi, negara kompetitor utama seperti Bangladesh, Vietnam, Malaysia disebut telah menikmati harga gas yang sangat murah sehingga lebih efisien dan kompetitif.
Adapun, pemerintah saat ini tengah fokus memperluas jangkauan pipa gas melalui proyek strategis nasional (PSN) jaringan pipa gas bumi Cirebon-Semarang tahap II (Cisem) yang mencakup ruas Batang-Kandang Haur Timur.
Pembangunan PSN tersebut kini telah mencapai 64,3% per akhir April 2025. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tri Winarno mengatakan, realisasi itu melampaui target yang sebesar 62,8%.
Dia menyebut, proyek strategis nasional (PSN) senilai Rp2,8 triliun ini didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dilaksanakan dengan skema pengadaan konstruksi terintegrasi rancang dan bangun (design and build). Menurutnya, hal itu disesuaikan dengan kompleksitas dan urgensi pelaksanaan proyek.
"Proyek Cisem II ditargetkan rampung pada April 2026. Setelah selesai, jaringan pipa gas bumi di Pulau Jawa akan sepenuhnya terhubung dari Jawa Timur hingga Jawa Barat," jelas Tri.