Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang mengkaji rencana penerbitan surat utang internasional alias bond berupa Dimsum Bond dan Kangaroo Bond untuk membiayai APBN tahun ini.
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menyampaikan penerbitan utang internasional ini merupakan langkah diversifikasi mata uang sebagai mitigasi risiko.
“Pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan global bond dalam Renminbi Dimsum Bond dan dalam Australian dollar atau Kangaroo Bond,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip pada Minggu (25/5/2025).
Sejauh ini, penerbitan utang dalam mata uang selain rupiah telah dilakukan dalam mata uang euro, yen Jepang, dan dolar AS.
Diversifikasi yang telah dilakukan untuk membiayai APBN tahun ini adalah melalui penerbitan Samurai Bond dalam yen Jepang senilai 103,2 miliar yen atau sekitar US$725 juta (sekitar Rp11,75 triliun dengan kurs rupiah Rp16.217 per dolar AS), pada Jumat (23/5/2025),
Pemerintah pun untuk membiayai APBN Prabowo tahun ini telah menarik utang baru senilai Rp304 triliun dari target pembiayaan utang senilai Rp775,87 triliun.
Baca Juga
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto mengungkapkan kedua instrumen utang baru tersebut direncanakan terbit tahun ini, namun tetap bergantung pada kondisi pasar.
Suminto menjelaskan, pada dasarnya penarikan surat utang baru tersebut untuk memenuhi pembiayaan sekaligus mengelola portfolio yang optimal, di mana cost of fund yang rendah, risiko yang terkelola dan terkendali.
“Diversifikasi instrumen akan memungkinkan kita mengelola portfolio yang lebih baik dalam konteks cost increase, termasuk dalam konteks perluasan basis investor,” ujarnya.
Adapun saat ini proses kajian masih terus berjalan dengan meninjau potensi market dan dalam tahapan mengenali basis investor.
Pasalnya, pemerintah Indonesia belum pernah menerbitkan surat utang internasional dalam Renminbi maupun dolar Australia. Untuk itu, jika pemerintah pada akhirnya meluncurkan Dimsum Bond dan Kangaroo Bond, menjadi sejarah bagi pemerintah.
Melihat porsi mata uang asing dalam posisi outstanding SBN yang dapat diperdagangkan per 2 Mei 2025, tercatat dolar AS terbanyak yang mencakup US$54,53 miliar atau setara Rp909,57 triliun.
Sementara SBN dengan denominasi yen jepang tercatat senilai 594,2 miliar yen atau setara dengan Rp69,4 triliun. Kemudian terdapat 9,65 miliar euro atau setara Rp183,12 triliun.