Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boeing Banjir Ratusan Pesanan Dalam 50 Hari 'Liberation Day'

Boeing Co. sukses mencatatkan ratusan pesanan kapal terbang selama kurang dari 50 hari sejak pemberlakuan penaikan tarif bea masuk
Ilustrasi pesawat berlorong ganda dan tunggal milik Qatar Airways. BISNIS/Qatar Airways
Ilustrasi pesawat berlorong ganda dan tunggal milik Qatar Airways. BISNIS/Qatar Airways

Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing Co. sukses mencatatkan ratusan pesanan kapal terbang selama kurang dari 50 hari sejak pemberlakuan penaikan tarif bea masuk yang diumumkan Presiden Donald J. Trump pada 2 April 2025 yang disebut sebagai 'Liberation Day'.

Selama periode 2 April 2025 hingga 14 Mei 2025, Boeing tercatat menerima pesanan pesawat dari 3 konsumen global. Dari ketiga konsumen ini, Qatar Airways menjadi maskapai dengan jumlah pesanan terbanyak.

Pesanan Qatar Airways tersebut menjadi bagian dari kerja sama ekonomi Amerika Serikat dan Qatar dengan nilai lebih dari US$243,5 miliar.

Dalam lawatannya ke Qatar, Presiden Trump dan Emir Qatar Tamim bin Hamad bin Khalifa Al Thani menyaksikan penandatanganan pesanan sebanyak 210 pesawat komersial berbadan lebar (widebody) di Doha pada Rabu (14/5/2025).

Kerja sama itu diteken oleh Presiden dan CEO Boeing Kelly Ortberg dan CEO Qatar Airways Engr. Badr Mohammed Al-Meer. Kesepakatan ini menjadi rekor pesanan terbanyak untuk model widebody. Bahkan, perjanjian tersebut menjadi rekor pesanan terbesar khusus untuk B787 Dreamliners hingga saat ini.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Qatar Airways memesan 130 unit B787 Dreamliners, 30 unit B777-9s, dan opsi penambahan 50 unit B787 dan B777X. Boeiang mengeklaim bahwa pesanan ini akan mendukung 400.000 pekerjaan di Amerika Serikat.

Seusai penandatanganan kerja sama tersebut, Mohammed Al-Meer mengungkapkan bahwa perjanjian itu merupakan langkah penting berikutnya bagi Qatar Airways dalam perjalanan perusahaan saat pihaknya berinvestasi pada armada terbersih, termuda, dan paling efisien dalam penerbangan global.

"Ini agar kami dapat memenuhi permintaan yang kuat dalam maskapai saat kami menghubungkan penumpang ke seluruh dunia dengan lebih baik dari siapa pun," katanya dalam keterangan resminya, Rabu (14/5/2025).

Dia menambahkan bahwa setelah dua tahun berturut-turut mencatatkan kinerja komersial yang memecahkan rekor dan dengan pemesanan pesawat Boeing yang bersejarah ini, pihaknya tidak hanya mengejar skala, melainkan membangun kekuatan yang akan memungkinkan perusahaan untuk terus memberikan produk dan pengalaman pelanggan yang tak tertandingi.

"Kami berterima kasih kepada mitra Boeing kami karena telah menjawab panggilan ini dan menantikan masa depan pertumbuhan cerdas yang berkelanjutan bersama," ujarnya.

Sementara itu, Presiden dan CEO Boeing Commercial Airplanes Stephanie Pope yang turut mendampingi dalam penandatanganan perjanjian tersebut mengungkapkan bahwa Qatar Airways telah melakukan pemesanan yang memecahkan rekor ini dengan Boeing. Hal ini, imbuhnya, dilakukan dengan memperkuat armada masa depan mereka dengan keluarga pesawat berbadan lebar terkemuka di pasar.

"Tim kami menantikan untuk membangun 787 dan 777 untuk Qatar Airways hingga dekade berikutnya saat mereka menghubungkan lebih banyak orang dan bisnis di seluruh dunia dengan efisiensi dan kenyamanan yang tak tertandingi," jelasnya.

Adapun, saat ini Qatar Airways mengoperasikan lebih dari 150 pesawat besutan Boeing, baik itu B777, B787, dan B777 Freighter. Lewat aksi pembelian ini, Qatar Airways bakal menjadi operator Dreamliners terbesar di kawasan Timur Tengah.

Tak hanya Qatar Airways, Boeing juga mencatatkan pesanan pesawat widebody B777X dari China Airlines pada  Kamis (8/5/2025). Maskapai asal Taiwan ini memesan 10 unit B777-9 dan 4 unit B777-8 Freighter. Maskapai ini juga memiliki opsi pembelian 5 unit B777-9s dan 4 unit B777-8 Freighter yang sebelumnya telah diumumkan sebagai unidentified order di laman Boeing pada Maret 2025.

Chairman China Airlines Kao Shing-Hwang mengungkapkan kegembiraannya untuk menyambut keluarga B777X terbaru dari Boeing ke dalam armada kelas dunia perusahaan yang merupakan operator lama untuk B777-300ER dan B777 Freighter.

Dia mengatakan bahwa teknologi dan fitur canggih dari B777-9 akan memberikan pelanggan kami pengalaman terbang terbaik di kelasnya, sementara jangkauan dan efisiensi bahan bakar B777-8 Freighter akan memungkinkan perusahaan mempertahankan posisi kepemimpinan dalam kargo udara.

"Ini adalah investasi signifikan untuk masa depan kami, dan kami akan mengandalkan keluarga B777X baru untuk membantu mewujudkan tujuan keberlanjutan jangka panjang kami," katanya dalam keterangan resminya.

Boeing memang mengeklaim bahwa pesawat jet bermesin ganda terbesar dunia, B777-9 menawarkan penggunaan bahan bakar dan emisi 20% lebih rendah ketimbang pesawat yang digantikannya. Hal ini menjadikan biaya operasi per kursi terendah apabila dibandingkan dengan pesawat manapun yang mengubungkan destinasi dengan jarak tempuh 13.510 kilometer (km).

Dengan keunggulan ini, maka pemanfaatan B777-9 akan memungkinkan China Airlines untuk memaksimalkan kapasitas dengan 426 penumpang. "B777X akan memungkinkan kami memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik dan keandalan yang lebih tinggi bagi pelanggan kami."

Senior Vice President od Commercial Sales and Marketing di Boeing, Brad McMullen, mengungkapkan bahwa pihaknya senang dapat membangun kemitraan dengan China Airlines yang telah terjalin hampir 60 tahun sejak era B707 dan B727.

"Kami menghargai kepercayaan berkelanjutan China Airlines dan menantikan untuk mengirimkan 777X baru yang dihiasi dengan corak bunga plum yang indah di tahun-tahun mendatang," katanya.

Vice President of Commercial Sales Boeing untuk pasar Northeast Asia, Dan Schull, menambahkan bahwa pengoperasian B777-9 dan B777-8 Freighter akan memungkinkan China Airlines menambah kapasitas dan memposisikan maskapai untuk pertumbuhan lebih lanjut di masa depan.

"Selain jet B777X baru ini, China Airlines memiliki pesanan B787 Dreamliner yang akan semakin memperkuat armada kelas dunianya untuk bertahun-tahun yang akan datang," ujarnya.

LORONG TUNGGAL

Selain pesawat widebody, dalam kurun kurang dari 50 hari sejak pengumuman Liberation Day, Boeing juga mencatatkan puluhan pesanan dari perusahaan leasing pesawat yang berbasis di Arab Saudi, AviLease.

AviLease memesan 20 unit B737-8 dengan opsi penambahan sebanyak 10 unit. Pemesanan itu diumumkan sehari sebelum Boeing mencetak rekor pesanan dari Qatar Airways.

CEO AviLease Edward O'Bryne mengatakan bahwa pemesanan pesawat tersebut melengkapi strategi pertumbuhan perusahaan untuk menjadi yang teratas pada industri ini.

Dia mengungkapkan bahwa dengan adanya peningkatan peringkat investasi (investment grade) perusahaan, maka kerja sama dengan Boeing membuktikan kemampuan perusahaan untuk bertransaksi di seluruh pasar, termasuk sale and lease-back, perdagangan sekunder, merger and aquisition (M&A), dan juga pembelian Original Equipment Manufacturer (OEM) langsung.

"Pesawat-pesawat baru ini akan mempercepat pertumbuhan kami dan memungkinkan kami untuk menghadirkan solusi armada generasi terbaru dan hemat bahan bakar di industri ini. Kami menyampaikan terima kasih kami kepada tim Boeing atas hubungan jangka panjang yang kuat yang telah kami bangun," jelasnya.

Langkah AviLease dengan memesan pesawat berlorong tunggal ini sejalan dengan rencana strategis Kerajaan Arab Saudi untuk mengubah negara tersebut menjadi pusat penerbangan global. Pesawat-pesawat ini dinilai akan mendukung tujuan negara untuk melayani 330 juta penumpang dan menarik 150 juta pengunjung setiap tahunnya pada 2030.

"B737 MAX akan mendiversifikasi portofolio AviLease dengan menghadirkan efisiensi bahan bakar yang tak tertandingi dan fleksibilitas terdepan di pasar. Ini adalah kombinasi yang kuat yang akan mendorong ekspansi global AviLease yang menguntungkan dan mendukung tujuan bisnis dan keberlanjutan pelanggan maskapai mereka," kata Brad McMullen.

Bisnis.com mencatat bahwa sepanjang kuartal I/2025, Boeing telah mengirim sebanyak 130 unit pesawat komersial ke berbagai konsumen. Dari total pengiriman tersebut, pesawat berlorong tunggal B737 mendominasi dengan pengiriman sebanyak 105 unit.

Sementara, pengiriman pesawat widebody B767, B777, dan B787 masing-masing hanya sebanyak 5 unit, 7 unit, dan 13 unit sepanjang kuartal I/2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Lukas Hendra TM
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper