Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepakati Penurunan Tarif Impor, China Cabut Larangan Pengiriman Pesawat Boeing

Pencabutan larangan itu menyusul kesepakatan perdagangan AS-China yang memangkas sementara tarif di masing-masing pihak.
Boeing 747/boeing.com
Boeing 747/boeing.com

Bisnis.com, JAKARTA - China mencabut larangan bagi maskapai penerbangan untuk menerima pengiriman pesawat Boeing Co., selama sebulan menurut orang-orang yang mengetahui rencana tersebut. 

Melansir Bloomberg pada Selasa (13/5/2025), pencabutan larangan itu menyusul terobosan dalam pembicaraan perdagangan dengan AS yang memangkas sementara tarif di masing-masing pihak.

Pejabat di Beijing telah mulai memberi tahu maskapai penerbangan domestik dan lembaga pemerintah minggu ini bahwa pengiriman pesawat buatan AS dapat dilanjutkan, kata orang-orang tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya bersifat rahasia. Kewenangan telah diberikan kepada maskapai penerbangan untuk mengatur pengiriman sesuai waktu dan ketentuan mereka sendiri, salah satu orang tersebut menambahkan.

Dimulainya kembali pengiriman ke China akan menjadi dorongan langsung bagi Boeing. Pencairan ini terjadi setelah dua ekonomi terbesar dunia sepakat untuk melakukan gencatan senjata tarif, dengan AS menurunkan gabungan bea masuk 145% atas sebagian besar impor China menjadi 30% selama 90 hari. 

China setuju untuk memangkas bea masuk 125% atas barang-barang AS menjadi 10%, dan menghapus tindakan balasan lain yang diambil terhadap AS sejak 2 April. Namun, pemulihan pengiriman jet bisa jadi tidak akan berlangsung lama jika perang tarif tidak diselesaikan selama penangguhan tiga bulan.

Boeing mendapati dirinya terjebak di tengah-tengah pertikaian dagang setelah pengumuman tarif oleh Presiden Donald Trump terhadap sebagian besar mitra dagang utama disambut dengan bea balasan dari China. 

Hal itu membuat jet Boeing tidak dapat dipasarkan oleh maskapai China, sementara Beijing memerintahkan maskapai penerbangan untuk berhenti menerima pengiriman pesawat perusahaan tersebut. 

Tanda-tanda potensi detente muncul pada akhir April, ketika China mengatakan bersedia mendukung kerja sama normal dengan perusahaan-perusahaan AS. Beijing telah menawarkan untuk menangguhkan bea masuk yang lebih tinggi atas beberapa impor AS, termasuk peralatan medis, beberapa bahan kimia industri, dan sewa pesawat.

Meskipun pencabutan larangan tersebut membuka jalan bagi pengiriman untuk dimulai kembali, tidak jelas seberapa cepat maskapai penerbangan China dapat memperoleh pesawat yang mereka butuhkan. 

Seorang juru bicara Boeing menolak berkomentar, sementara Administrasi Penerbangan Sipil China tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Sejumlah jet telah diterbangkan kembali ke AS setelah ditolak oleh pelanggan China. Sementara itu, Boeing telah memperingatkan bahwa mereka siap mencari pembeli alternatif untuk pesawat yang akan dikirim ke China yang belum dikirim. Prospek jet 737 Max yang baru tersedia memicu minat terbuka dari India hingga Malaysia dan Arab Saudi karena maskapai penerbangan mencari cara untuk memanfaatkan situasi tersebut.

Dengan sekitar 50 jet Boeing yang akan dikirim ke China tahun ini, hal itu menghemat waktu dan biaya pembuat pesawat untuk mencari pembeli baru, dan juga menjamin pembayaran yang substansial setelah pesawat berada di tangan pelanggan maskapai penerbangan.

China diperkirakan akan memenuhi 20% permintaan pesawat global selama dua dekade mendatang. Pada 2018, hampir seperempat dari produksi Boeing berakhir di sana. 

Namun, pembuat pesawat AS tersebut belum mengumumkan pesanan besar di China dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan perdagangan dan masalah yang ditimbulkannya sendiri.

Pada 2019, China menjadi negara pertama yang menghentikan sementara 737 Max setelah dua kecelakaan mematikan. Sengketa perdagangan dengan pemerintahan Biden dan Trump pertama juga membantu mengalihkan pesanan China ke Airbus SE Eropa. 

Kemudian pada 2024, Boeing mengalami krisis kualitas ketika sumbat pintu meledak di tengah penerbangan pada bulan Januari.

Peran Boeing dalam perdagangan semakin bersifat politis. Gedung Putih mengumumkan perjanjian perdagangan Inggris minggu lalu, termasuk kesepakatan pesawat senilai $10 miliar untuk Boeing yang melibatkan penjualan 32 pesawat 787-10 Dreamliners ke British Airways.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper