Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir hingga Bahlil Kumpul Bahas Kelanjutan Investasi Pabrik Baterai CATL

Pemerintah dan CATL membahas kelanjutan rencana investasi perusahaan China itu di proyek baterai RI.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, dan Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria bertamu perwakilan Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) untuk membahas kelanjutan proyek baterai/Instagram Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, dan Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria bertamu perwakilan Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) untuk membahas kelanjutan proyek baterai/Instagram Erick Thohir

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dan pihak Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL) bertemu untuk membahas kelanjutan rencana investasi perusahaan China itu di Tanah Air.

Pihak pemerintah diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, dan Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria. 

Sementara itu, pihak CATL diwakili oleh Representative of the Chairman CATL for Resource Affairs, Li Changdong.

Menteri BUMN Erick Thohit mengatakan, dalam pertemuan itu, pemerintah berdiskusi terkait tindak lanjut rencana investasi ekosistem terintegrasi baterai kendaraan listrik yang bekerja sama antara CATL dan Indonesia Battery Corporation (IBC). Ini khususnya dalam membangun pabrik sel baterai di Indonesia.

"Kerja sama ini merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik [EV] dan energi terbarukan di Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai pusat global untuk kendaraan listrik di Asia Tenggara," tutur Erick melalui akun Instagram resminya, Rabu (14/5/2025).

Rencana investasi CATL di proyek baterai RI masih terus bergulir hingga saat ini. CATL, melalui anak perusahaannya CBL International Development, telah membentuk joint venture (JV) dengan IBC. 

Usaha patungan tersebut berencana untuk menginvestasikan US$1,18 miliar atau setara Rp19,13 triliun (asumsi kurs Rp16.213 per US$) di Indonesia. Dalam perjanjian awal, CATL berkomitmen untuk berinvestasi membangun kapasitas produksi pabrik sel baterai sebesar 15 gigawatt hour (GWh) per tahun.

Dalam perjalanannya, penanaman modal langsung luar negeri (ODI) terbaru yang disetujui pemerintah China, nilai investasi itu turun lebih dari setengahnya.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan selain jumlah investasi yang menurun, CATL juga tengah dalam proses penghitungan ulang. Oleh karena itu, dia menegaskan investasi CATL tetap berlanjut.

“Nah, informasinya hitungannya ini menjanjikan juga, jadi kemungkinan besar proyek ini akan tetap berlangsung,” kata Nurul saat ditemui di Nusantara Room BKPM, Rabu (23/4/2025). 

Dia menerangkan, penyesuaian tersebut dilakukan berdasarkan arahan dari pemerintah China kepada CATL. Pasalnya, investasi tersebut merupakan ODI.
 
Dalam hal ini, pemerintah China disebut telah mengevaluasi atas proyek investasi baterai yang diusulkan tersebut untuk tetap direalisasikan.  

“Berdasarkan perkembangan yang terjadi, melihat bahwa demand dari mobil listrik juga sedang tidak seperti yang diharapkan, maka akan sangat masuk akal mencoba menganalisa lagi kapasitas global,” tutur Nurul.

Dengan penurunan rencana kapasitas produksi, alhasil nilai investasi yang digelontorkan pun mengalami penyesuaian karena kebutuhan bahan baku, mesin, hingga lahan berkurang.  

“Berkurangnya ini kemudian dihadapkan pada skala ekonominya hitungannya bagaimana? Karena nanti akan punya perhitungan berapa tahun dia bisa balik modal, berapa keuntungan yang bisa dia dapatkan dan seterusnya dan seterusnya sampai nanti catch up pada jumlah yang tertentu bahkan ada tambahan investasi lagi untuk meningkatkan kapasitasnya,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper