Bisnis.com, JAKARTA – Pesawat narrow body (lorong tunggal) C919 buatan Perusahaan China, Commercial Aircraft Corp of China Ltd. (Comac) disebut membutuhkan waktu 3-6 tahun untuk mendapatkan sertifikasi dari badan regulator penerbangan Eropa (EASA).
Mengutip pemberitaan Reuters, Direktur Eksekutif EASA, Florian Guillermet mengatakan pesawat C919 tidak dapat mengantongi sertifikasi dari EASA tahun ini. Sertifikasi tersebut membutuhkan waktu 3-6 tahun.
“Seperti yang sudah kami sampaikan secara resmi, C919 tidak dapat disertifikasi pada 2025. Kami perkirakan proses sertifikasi akan memakan waktu 3 hingga 6 tahun,” kata Florian, dikutip Selasa (29/4/2025).
Florian mengungkapkan pihaknya harus memvalidasi desain dan komponen pesawat C919. Selain itu, EASA juga perlu melakukan uji terbang pesawat.
C919 produksi Comac sendiri telah mendapatkan sertifikasi keselamatan domestik pada 2022. Pesawat ini juga telah beroperasi mulai 2023 lalu. Saat ini, C919 hanya terbang di wilayah Tiongkok dan Hong Kong. Comac sendiri menargetkan sertifikasi dari Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) tahun ini agar dapat mulai menjual pesawatnya secara internasional.
Adapun, sebagian besar negara mewajibkan maskapai mereka untuk mengoperasikan model pesawat yang telah disetujui oleh regulator utama seperti EASA atau Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA). Industri dari perusahaan penyewa dan maskapai non-Tiongkok secara konsisten menyatakan bahwa mereka menginginkan validasi dari EASA sebelum mempertimbangkan untuk menggunakan C919.
Baca Juga
Pada perkembangan lain, Perusahaan pesawat komersial China ini juga dikabarkan tengah menjalin pembicaraan dengan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk memasarkan pesawat jet C919 berlorong tunggal.
Mengutip Bloomberg, Comac telah berdiskusi dengan beberapa petinggi maskapai penerbangan salah satunya Wamildan Tsani Panjaitan, Direktur Utama GIAA.