Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha berharap Amerika Serikat (AS) mengkaji ulang pengenaan tarif bea masuk barang impor terhadap Indonesia. Hubungan perdagangan kedua negara saling melengkapi.
Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Adhi Lukman mengatakan bahwa Indonesia dan AS saling membutuhkan satu sama lain.
Misalnya saja di industri agro, ungkap Adhi, Indonesia membutuhkan komoditas seperti gandum, susu, jagung, hingga kedelai yang diimpor dari AS.
Begitu pula dengan AS, Negeri Paman Sam itu membutuhkan komoditas kopi, kakao, sawit, udang, hingga ikan dari Indonesia.
“Jadi kita tidak bersaing dengan Amerika dan kita saling complementary, sehingga kita berharap pemerintah Amerika juga mengerti bahwa ini cukup bagus kerja sama dengan Indonesia,” kata Adhi saat ditemui seusai acara Halal Bihalal Apindo di MidPlaza, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Adapun, Adhi menyampaikan bahwa beberapa sektor industri telah mengusulkan untuk menambah volume importasi dari AS, seperti jagung, kedelai, gandum, susu, hingga kapas.
Industri susu, misalnya, Adhi menyebut kebutuhan susu untuk memenuhi dalam negeri terus meningkat. Terlebih, dengan adanya program pemerintah untuk memberikan gizi kepada masyarakat lewat program makan bergizi gratis (MBG).
“Saya kira Indonesia dengan Amerika itu saling complementary, kita tidak saling bersaing,” ujarnya.
Di samping itu, Adhi menjelaskan penambahan volume importasi ini juga sejalan dengan pelaku usaha dalam negeri yang memang membutuhkan pasokan. Apalagi, lanjut dia, industri agro Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 5% setiap tahun.
Untuk itu, dia berharap pemerintahan AS bisa mempertimbangkan untuk meriviu tarif bea masuk untuk Indonesia.
“Kami berharap demikian [AS memberikan harga khusus kepada Indonesia], termasuk bea masuknya. Bea masuknya kita berharap pemerintah meriviu,” tandasnya.