Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Yakin Perdagangan RI - AS Saling Melengkapi, Tarif Trump Dapat Dihindari

Indonesia dan AS dinilai berbisnis saling menguntungkan sehingga tidak perlu dikenakan kebijakan tarif tinggi
Pekerja memeriksa mobil impor dan ekspor di kawasan pelabuhan PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Pekerja memeriksa mobil impor dan ekspor di kawasan pelabuhan PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha berharap Amerika Serikat (AS) mengkaji ulang pengenaan tarif bea masuk barang impor terhadap Indonesia. Hubungan perdagangan kedua negara saling melengkapi.

Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Adhi Lukman mengatakan bahwa Indonesia dan AS saling membutuhkan satu sama lain.

Misalnya saja di industri agro, ungkap Adhi, Indonesia membutuhkan komoditas seperti gandum, susu, jagung, hingga kedelai yang diimpor dari AS.

Begitu pula dengan AS, Negeri Paman Sam itu membutuhkan komoditas kopi, kakao, sawit, udang, hingga ikan dari Indonesia.

“Jadi kita tidak bersaing dengan Amerika dan kita saling complementary, sehingga kita berharap pemerintah Amerika juga mengerti bahwa ini cukup bagus kerja sama dengan Indonesia,” kata Adhi saat ditemui seusai acara Halal Bihalal Apindo di MidPlaza, Jakarta, Senin (14/4/2025).

Adapun, Adhi menyampaikan bahwa beberapa sektor industri telah mengusulkan untuk menambah volume importasi dari AS, seperti jagung, kedelai, gandum, susu, hingga kapas.

Industri susu, misalnya, Adhi menyebut kebutuhan susu untuk memenuhi dalam negeri terus meningkat. Terlebih, dengan adanya program pemerintah untuk memberikan gizi kepada masyarakat lewat program makan bergizi gratis (MBG).

“Saya kira Indonesia dengan Amerika itu saling complementary, kita tidak saling bersaing,” ujarnya.

Di samping itu, Adhi menjelaskan penambahan volume importasi ini juga sejalan dengan pelaku usaha dalam negeri yang memang membutuhkan pasokan. Apalagi, lanjut dia, industri agro Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 5% setiap tahun.

Untuk itu, dia berharap pemerintahan AS bisa mempertimbangkan untuk meriviu tarif bea masuk untuk Indonesia.

“Kami berharap demikian [AS memberikan harga khusus kepada Indonesia], termasuk bea masuknya. Bea masuknya kita berharap pemerintah meriviu,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper