Bisnis.com, JAKARTA – Terik matahari yang menyengat tak menyurutkan semangat para pedagang kulit ketupat di Pasar Rumput, Jakarta Selatan untuk menjajakan dagangannya. Sayangnya, semangat tersebut tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Sepinya pembeli menjadi salah satu pemicu merosotnya penjualan kulit ketupat pada lebaran 2025, bila dibanding tahun lalu. Jama, yang sehari-hari menjual ikan, dua hari ini beralih sebagai penjual kulit ketupat.
Niatnya ingin meraup untung, wanita berusia 54 tahun itu harus menelan pil pahit. Pasalnya, pembeli tahun ini tak seramai tahun lalu. Jama mengatakan, tahun lalu, dia bisa mengantongi omzet Rp2 juta per hari.
Namun tahun ini, dia dalam dua hari hanya mampu mengantongi sekitar Rp3 juta. Dari total 8.000 kulit ketupat yang dibelinya, baru 5.000 yang terjual. Itu artinya, masih ada 3.000 buah lagi yang belum terjual.
“Kurang bagus, ini sepi banget,” kata Jama kepada Bisnis, Minggu (30/3/2025).
Kondisi serupa juga dialami Ari. Alih-alih meraup untung, pria yang sehari-hari menjual sayur-sayuran itu justru harus mengalami kerugian.
Baca Juga
Hari ini, Ari terpaksa menurunkan harga jual kulit ketupatnya dari semula Rp8.000 per ikat menjadi Rp5.000 per ikat agar segera laku terjual.
Dia mengungkapkan, tahun kemarin dia bisa meraup untung bersih sebesar Rp5 juta - Rp6 juta dari berjualan kulit ketupat jelang Lebaran.
“Mendingan tahun kemarin, sekarang tahun ini menyakitkan, pembelinya udah berkurang. Entah dari ekonominya atau gimana saya juga bingung,” ujarnya.
Rio yang tiap tahunnya kerap menjual kulit ketupat jelang Lebaran juga mengaku banyak kulit ketupat yang terbuang lantaran tak banyak yang membeli dagangannya.
Dia menduga, sepinya pembeli lantaran masyarakat banyak yang melaksanakan mudik lebaran 2025 ke luar Jakarta.
“Lebih banyak yang kebuang. Mungkin karena kalau kemarin Corona ya jadi orang banyak yang nggak pulang. Kalau sekarang banyak yang pulang jadi ya berkuranglah,” tutur Rio.