Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) kembali memangkas suku bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 2,5% pada Kamis (6/3/2025).
Namun, ECB memperingatkan adanya ketidakpastian luar biasa, termasuk risiko bahwa perang dagang dan peningkatan belanja pertahanan dapat memicu inflasi sehingga meningkatkan kemungkinan jeda pemangkasan dalam pelonggaran kebijakannya bulan depan.
Melansir Reuters, Jumat (7/3/2025), pemangkasan suku bunga yang keenam kalinya sejak Juni 2023 ini sebagai respons atas inflasi yang mulai melambat dan aktivitas yang melemah. ECB menyebut kebijakan moneter mereka menjadi tidak terlalu ketat seiring inflasi turun menuju target 2%.
Meskipun pernyataan ini dapat mengisyaratkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut ke depan, Presiden ECB Christine Lagarde menolak untuk mengulangi panduan sebelumnya bahwa arah penurunan suku bunga sudah jelas dan menekankan bahwa, baik pemangkasan maupun jeda, masih memungkinkan.
“Kebijakan moneter menjadi tidak terlalu ketat,” ujar Lagarde. “Ini bukan sekadar perubahan kecil yang tidak berdampak, ini adalah perubahan yang memiliki makna tertentu.”
Sumber yang berbicara kepada Reuters setelah pertemuan mengatakan bahwa para pembuat kebijakan melihat kemungkinan jeda pemangkasan suku bunga yang semakin besar pada April karena mereka memerlukan waktu untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan perdagangan dan fiskal.
Baca Juga
Namun, suku bunga masih berpotensi turun sepanjang tahun ini karena suku bunga deposito 2,5% masih membatasi ekonomi zona euro yang sedang menghindari resesi, kata sumber Reuters.
ECB telah lama menyatakan bahwa pembatasan tidak akan lagi diperlukan setelah inflasi, yang mencapai 2,4% pada bulan lalu, berada di jalur yang aman menuju target tahun ini.
Lagarde mengatakan, ECB akan lebih bergantung pada data yang masuk dibandingkan sebelumnya, dan akan menghentikan pelonggaran jika data menunjukkan bahwa hal itu diperlukan untuk membawa inflasi ke level 2%.
Proyeksi terbaru kini menunjukkan bahwa ECB baru akan mencapai target inflasi pada kuartal I/2026, sebuah kemunduran lebih lanjut yang akan menjadi perhatian bagi beberapa pembuat kebijakan.