Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) Isabel Schnabel melihat momen strategis untuk memperkuat peran global euro saat investor beralih ke Eropa.
Melansir Bloomberg pada Senin (9/6/2025), dalam Konferensi Ekonomi Dubrovnik ke-31, Schnabel menekankan bahwa meningkatnya minat investor terhadap aset Eropa mencerminkan “efek kepercayaan positif” yang bisa menjadi titik tolak penguatan euro sebagai mata uang global.
Dalam paparannya, Schnabel mengungkapkan bahwa pelaku pasar kini lebih condong melakukan diversifikasi ke kawasan Eropa—sebuah sinyal positif yang tak boleh disia-siakan. Ekspektasi akan peningkatan belanja publik, terutama untuk sektor pertahanan dan infrastruktur, menjadi katalis utama pergeseran ini.
“Dalam konteks Jerman yang memiliki ruang fiskal cukup besar, investor justru mengapresiasi keputusan untuk menghentikan kebijakan penghematan,” ujarnya.
Schnabel menegaskan, masuknya arus modal ke Eropa berdampak langsung pada pelonggaran kondisi keuangan dan pengurangan fragmentasi kawasan—dua hal yang krusial untuk integrasi ekonomi yang lebih solid.
Ia juga menggarisbawahi urgensi membentuk pasar obligasi Eropa yang dalam dan likuid untuk memperkuat posisi euro. Bahkan, opsi penerbitan utang bersama untuk mendanai kepentingan publik Eropa kembali dilontarkan sebagai solusi jangka panjang.
Baca Juga
Nada serupa disampaikan Gubernur Bank Sentral Spanyol Jose Luis Escriva yang menyebut dominasi dolar AS sebagai mata uang cadangan global kini memasuki titik jenuh. Dengan kekuatan ekonomi dan volume perdagangan yang bahkan melampaui AS, Eropa dinilai punya peluang riil untuk menjadikan euro sebagai mata uang acuan global.
“Dengan menjaga stabilitas makro dan institusional, euro memiliki semua syarat untuk menyaingi dolar AS,” kata Escriva.
Presiden Bundesbank Jerman, Joachim Nagel, turut mendorong penguatan euro, meski menekankan pentingnya menjaga kestabilan dolar. “Kami ingin menjadikan Eropa lebih menarik bagi investor asing, tetapi juga berkepentingan agar dolar tetap stabil,” ujarnya.
Pernyataan para pejabat ECB ini menegaskan strategi kawasan untuk memanfaatkan ketidakpastian global, termasuk manuver proteksionis Presiden Donald Trump, sebagai peluang untuk memperluas pengaruh euro.
Dolar AS memang mengalami tekanan sepanjang 2025, merosot terhadap seluruh mata uang utama dalam indeks Bloomberg. Presiden ECB Christine Lagarde menyebut dinamika ini sebagai peluang besar bagi euro untuk merebut sebagian hak istimewa yang selama ini hanya dinikmati dolar.
“Politisi Eropa harus melihat ini sebagai momen euro global yang tidak boleh disia-siakan,” tegas Lagarde.