Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha ayam petelur menyebut momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri memicu lonjakan permintaan telur ayam hingga 20%.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) Ahmad Dawami mengatakan lonjakan permintaan telur mencapai dua digit itu merupakan perhitungan rata-rata dalam satu bulan.
"Sekarang ini setiap Ramadan dan Idulfitri itu kenaikan permintaan telur ayam ada sekitar 15–20%," kata Dawami kepada Bisnis, Selasa (4/3/2025).
Kendati demikian, Dawami menjelaskan, biasanya, tren permintaan telur ayam akan sedikit melambat di pekan pertama dan kedua bulan puasa. Namun, akan meningkat di pekan ketiga dan keempat.
"Nanti di minggu ketiga dan keempat ketika THR dibagikan itu mulai naik [permintaan telur ayam]," jelasnya.
Dia juga menyebut ada potensi harga telur ayam mulai merangkak sebelum momentum lebaran. "Naik sekitar Rp1.000–1.500 per kilogram. Kenaikan harga telur ayam mulai terjadi dua minggu sebelum lebaran," terangnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan stok daging ayam ras dan telur ayam ras aman untuk memenuhi kebutuhan bulan puasa atau Ramadan 2025.
Menko Zulhas mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik terhadap stok ayam maupun telur. Dia juga memastikan tidak ada gangguan untuk pemenuhan dua komoditas ini.
"Semua sudah sepakat dan siap untuk bulan puasa dan lebaran, stok ayam maupun telur, jadi tidak usah khawatir. Stoknya lebih dari cukup, ayam ras maupun telur,” kata Zulhas seusai rapat koordinasi (rakor) ketersediaan pasokan dan harga daging ayam ras selama Ramadan 1446 H di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Zulhas mengeklaim para pengusaha ayam ras dan petelur sudah sepakat untuk meningkatkan pasokan ke pedagang pasar.
"Tadi kami sepakat sama-sama menjaga supply-nya selama bulan suci Ramadan dan lebaran ini supply-nya harus dilebihkan, dinaikkan. Kalau rata-rata sehari, misalnya berapa gitu X, maka selama bulan puasa ditambah X plus, lebih, supply-nya dilebihkan," ujarnya.
Selain itu, eks Menteri Perdagangan (Mendag) 2022–2024 itu juga meminta agar para pengusaha meningkatkan produksi ayam ras dan telur ayam ras hingga 120%. Ini mengingat permintaan ayam dan telur ayam saat momentum puasa dan lebaran akan melonjak.
"Ditingkatkan produksinya, kalau biasanya 100%, sekarang saya minta 120%. Syukur-syukur bisa lebih, tapi semua menyadari, karena kalau bulan puasa dan lebaran permintaan meningkat, sehingga mereka otomatis juga produksinya meningkat," ujarnya.
Lebih lanjut, Zulhas juga memastikan harga daging ayam ras dan telur ayam dipatok tidak melebihi harga acuan penjualan (HAP). Saat ini, harga daging ayam dibanderol di kisaran Rp34.000–Rp36.000 per kilogram. Adapun, HAP daging ayam ras adalah Rp40.000 per kilogram.
Untuk telur ayam ras, Zulhas menyebut harga yang dibanderol di kisaran Rp27.000–Rp29.000 per kilogram. Namun, ini tergantung dari letak geografis. "Memang kalau yang jauh rata-rata Rp30.000 per kilogram," tandasnya.