Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan Kamis (27/2/2025) di tengah pengumuman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump yang menyebabkan kebingungan di pasar.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang ditutup menguat 0,73% pada level 2.736,25. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia terpantau naik 0,33% ke level 8.268,22.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,27% ke level 23.852,67, sedangkan indeks komposit Shanghai di China juga naik 0,23% pada level 3.388,06. Selanjutnya, indeks Straits Times STI Singapura menguat tipis 0,02% pada level 3.908,91. Sebaliknya, indeks Kospi Korea Selatan terpantau terkoreksi 0,73% pada kisaran 2.621,75.
Komentar Trump terkadang kontradiktif dan menimbulkan kebingungan karena tarif terhadap negara-negara tetangga AS akan berlaku mulai bulan depan.
Adapun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa tarif terbaru Trump atas impor dari China mungkin akan memukul ekonomi AS lebih dari yang ditunjukkan oleh data perdagangan resmi Amerika.
Marvin Loh di State Street menuturkan, pernyataan Trump yang agak kontradiktif mengenai waktu dan tingkat tarif membuat investor tidak yakin.
“Perdebatan terus berlanjut mengenai apakah presiden akan kembali menunda dan mengurangi rencananya, atau apakah ini adalah awal dari retorika yang agresif," ujar Loh.
Pada perkembangan lain di pasar Asia, yen diperdagangkan di sekitar 149 per dolar AS setelah mengakhiri sesi hari Rabu dengan sedikit berubah.
Pejabat mata uang utama Jepang sebelumnya mengindikasikan bahwa dia tidak memiliki masalah dengan meningkatnya ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga Bank of Japan, yang minggu ini membantu mengirim yen ke level tertinggi empat bulan.
Sementara itu, saham Nvidia turun dalam perdagangan setelah jam kerja karena laporan keuangan yang mengecewakan investor meskipun mencatatkan hasil positif.
“Melegakan bahwa tidak ada yang salah, tetapi tidak ada dorongan berkelanjutan yang lebih tinggi yang dibutuhkan pasar dari Nvidia,” kata Charu Chanana, kepala strategi investasi di Saxo Markets.
“Dengan Nvidia yang tidak memiliki percikan yang biasanya dibawanya, mungkin saham AS akan terus kekurangan pendorong jangka pendek dan rotasi perdagangan ke China, Eropa dapat menemukan lebih banyak landasan pacu.”