Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV/2024 dan tahun 2024 hari ini, Rabu (5/2/2025).
Ekonom memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2024 dan secara keseluruhan tahun akan berada di atas 5%, lebih tinggi dari realisasi kuartal III/2024 yang sebesar 4,95% year on year (YoY).
Adapun konsensis ekonom yang dihimpun Bloomberg memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2024 paling tinggi di level 5,08% secara tahunan atau year on year/YoY.
Sementara dari 29 ekonom yang dihimpun, nilai tengah estimasi pertumbuhan ekonomi di angka 4,96% YoY. Lebih rendah dari realisasi kuartal III/2024 yang sebesar 4,95% dan lebih rendah dari harapan pemerintah sebsar 5%.
Proyeksi terendah berasal dari Ekonom JP Morgan Chase Bank NA Sin Beng Ong dan Ekonom HK and SH Banking Corp Ltd Pranjul Bhandari yang masing-masing sebesar 4,8% YoY. Sementara estimasi tertinggi, yakni sebesar 5,08% YoY, dikeluarkan oleh Kepala Ekonom Bank Maybank Indonesia Juniman.
“Aktivitas konsumsi yang meningkat pada akhir tahun terutama ada faktor terkait dengan faktor belanja akhir tahun dari pemerintah,” ungkap Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, dikutip pada Rabu (5/2/2025).
Baca Juga
Selain itu, pada November 2024 lalu terdapat momen pemilihan kepala daerah secara serentak di Indonesia.
Kinerja investasi foreign direct investment (FDI) dan domestik yang cukup baik pada kuartal terakhir. Tercatat realisasi investasi pada kuartal IV/2024 sneilai Rp452,8 triliun sehingga menutup akhir tahun dengan total investasi mencapai Rp1.714,2 triliun.
Myrdal melihat dari sisi aktivitas ekspor pun menilai masih cukup baik dengan komoditas andalan kelapa sawit, batu bara, besi, baja, dan nikel.
Sementara itu, ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual memperkirakan pertumbuhan ekonomi kemungkinan didorong oleh nilai ekspor yang lebih tinggi selama kuartal IV/2024.
Tercatat, total nilai ekspor (migas dan nonmigas) pada Oktober, November, dan Desember mencapai US$71,88 miliar.
“Untuk kuartal IV, proyeksi di 5,03% YoY, dan berarti pertumbuhan ekonomi full year 2024 berada pada 5,03% YoY,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (4/2/2025).
David menjelaskan peningkatan ekonomi ini juga sejalan dengan inflasi yang rendah sepanjang kuartal terakhir tahun lalu, sehingga menjaga tingkat konsumsi secara riil, meski konsumsi secara nilai mungkin melambat.
Pasalnya, beberapa indikator konsumsi menunjukkan pelemahan, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi likuiditas yang cukup terbatas di rumah tangga.
Sementara itu, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), Hosianna Evalita Situmorang, memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal IV/2024 akan mencapai 5,02% YoY, dan untuk seluruh tahun tumbuh 5,03% YoY.
Senada dengan David, kenaikan harga komoditas global yang berkelanjutan juga berperan positif, terutama pada sektor ekspor yang membantu perekonomian Indonesia.
“Meski ada tantangan dari ketidakpastian ekonomi global, faktor-faktor ini memberikan ruang untuk optimisme,” ujarnya.
Selain itu, proyeksinya juga dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti lonjakan konsumsi pada akhir tahun, terutama selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang mendukung permintaan domestik.
Ke depan, Hosianna memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil pada 2025, dengan konsumsi rumah tangga yang terus tumbuh didorong oleh daya beli yang mulai pulih, meski masih ada tantangan dari kenaikan harga barang dan biaya produksi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 menjadi 5%, dari outlook Laporan Semester sebesar 5,1% dan target awal 5,2%.
"Kuartal IV/2024 kami estimasi masih akan ada di 5%. Sehingga, untuk keseluruhan tahun pertumbuhannya masih ada di 5%," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025).
Jaga Pertumbuhan
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro menegaskan pentingnya pemerintah memastikan agar perekonomian Indonesia bisa tumbuh di atas 5% supaya tidak ditinggalkan investor.
Asmo, sapaan Andry Asmoro, meyakini bahwa kini era cheap money alias periode suku bunga rendah sudah berakhir. Akibatnya, investor tidak akan sembarangan menanamkan modalnya ke suatu negara.
"Karena sekarang narasi bagi investor adalah di mana tempat yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang relatively lebih baik," ujar Asmo dalam acara Starting Year Forum 2025, Selasa (4/2/2025).
Oleh sebab itu, dia menyambut positif apabila Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8% dalam lima tahun ke depan.
Asmo memaparkan bahwa Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2024 berada di angka sekitar 4,9% sampai dengan 5%. Begitu juga pada 2025, Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,9% sampai dengan 5,1%.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa setidaknya ada tiga sektor yang memiliki potensi tumbuh tinggi ke depan.
Pertama, sektor telekomunikasi. Rata-rata kecepatan internet di Indonesia masih salah satu yang terburuk di kawasan Asean, sehingga besar potensi perbaikannya.
Kedua, sektor kesehatan. Menurutnya, Bank Mandiri selalu memberikan penilaian yang tinggi terhadap potensi sektor kesehatan di Indonesia, bahkan sebelum pandemi.
Ketiga, sektor manufaktur. Asmo menjelaskan bahwa kebijakan hilirisasi pemerintah dapat mendorong pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia.
"Jadi kalau ditanya, 'Sektor apa yang berpotensi untuk tumbuh?' Selalu sektornya adalah yang domestic-based [berbasis di dalam negeri]," ujarnya.