Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Guru Besar IPB Ramal RI Capai Swasembada Pangan Tahun Ini, Stok Beras Aman

Guru Besar IPB menilai peluang RI untuk mencapai swasembada pangan pada tahun ini dapat tercapai. Salah satu indikasinya adalah keamanan stok beras
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa memperkirakan Indonesia dapat mencapai swasembada pangan pada tahun ini didukung oleh beberapa faktor, salah satunya adalah stok beras yang terjaga. 

“Terkait dengan swasembada beras, saya pastikan tercapai,” kata Andreas dalam Outlook Ekonomi Sektoral 2025 di Gedung Core Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).

Dia menuturkan, stok beras awal tahun ini ditopang oleh importasi 2024 yang mencapai antara 4,1 - 4,2 juta ton. Kemudian di 2023, pemerintah telah mendatangkan 3,06 juta ton beras dari luar negeri. Dengan demikian, dia memperkirakan stok awal tahun 2025 di angka 7,5 juta ton.

Stok beras yang mencapai 7,5 juta ton itu, kata Andreas, dapat dikatakan aman lantaran rasio stok terhadap penggunaan atau stock to use ratio sebesar 24,3%.

Selain itu, swasembada beras tahun ini juga dipicu oleh fenomena cuaca El Nino di 2023-2024. Kondisi ini telah menyebabkan mundurnya masa tanam sehingga produksi padi dalam negeri mengalami penurunan sebesar 2,5% di 2024.

Sejalan dengan hal itu, Andreas memperkirakan produksi padi di 2025 akan meningkat sekitar 3%-4% atau setara 1-1,5 juta ton beras. Melihat kondisi ini, dia optimistis stok beras dalam negeri amat sangat mencukupi tahun ini. 

“Beras amat sangat cukup 2025 dan kita akan mencapai swasembada beras di 2025,” ujarnya.

Namun, hal ini kemudian memicu pertanyaan, apakah swasembada beras dapat berlanjut tahun depan mengingat stok awal 2026 murni ditopang oleh produksi di 2025. Apalagi, pemerintah tahun ini telah menutup keran impor beras. 

Dia mengharapkan, fenomena La Nina dapat berlanjut agar produksi padi dalam negeri semakin meningkat. “Kalau La Nina berlanjut sampai 2026 barangkali kita bisa tertolong.  Kalau tidak ya sudah, cukup swasembada tahun 2025 setelah itu impor lagi,” pungkasnya. 

Dalam catatan Bisnis, Kementerian Koordinator Bidang Pangan bersama kementerian/lembaga terkait telah menyelesaikan neraca komoditas, yang sebelumnya berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, neraca komoditas yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) itu menetapkan tujuh komoditi dalam neraca komoditas.

Adapun, empat dari komoditi itu tak lagi impor di 2025 yakni beras, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung pakan. Menurutnya, komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan salah satunya dengan mengurangi ketergantungan impor pangan yang dimulai pada 2025.

“Swasembada pangan ini menjadi program prioritas utama pemerintah dari awal pencapaian target di 2029 tapi ini dimajukan ke 2027. Sehingga semua harus bekerja keras dan berkomitmen mewujudkan ini,” kata Zulhas saat pelaksanaan rapat koordinasi pangan di Bandar Lampung seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/12/2024).

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut, penghentian importasi tidak hanya dilakukan terhadap keempat komoditas tersebut. Pemerintah, kata dia, akan secara berkala mengoptimalkan produksi komoditas lainnya untuk bisa mengurangi bahkan setop impor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper