Bisnis.com, JAKARTA - Jepang, Filipina, dan Amerika Serikat berjanji untuk lebih memperdalam kerja sama di bawah pengaturan trilateral dalam menghadapi meningkatnya ketegangan di perairan Asia.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., dan Presiden AS yang akan lengser Joe Biden bertemu secara virtual pada Senin (13/1/2025) pagi waktu Asia. Kantor komunikasi Marcos mengatakan para pemimpin sepakat untuk meningkatkan dan memperdalam kerja sama ekonomi, maritim, dan teknologi.
Panggilan telepon itu terjadi setelah pertemuan puncak pertama antara Marcos, Biden, dan Perdana Menteri Jepang saat itu Fumio Kishida di Washington April lalu untuk menegakkan hukum internasional dan stabilitas regional.
Biden, yang akan segera mundur pekan depan, mengatakan dalam pernyataannya bahwa dia optimistis penggantinya, Presiden terpilih AS Donald Trump, akan melihat nilai dari melanjutkan kemitraan tersebut.
"Sederhananya, negara kita berkepentingan untuk melanjutkan kemitraan ini dan melembagakan kerja sama kita di seluruh pemerintahan kita sehingga dapat bertahan lama," kata Biden dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Marcos mengatakan dia yakin ketiga negara akan mempertahankan keuntungan dalam memperdalam hubungan diplomatik mereka.
Baca Juga
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ketiga pemimpin membahas "perilaku berbahaya dan melanggar hukum China di Laut Cina Selatan" dan sepakat tentang pentingnya koordinasi berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik.
Kementerian luar negeri Jepang secara terpisah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ketiga pemimpin telah menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan di Laut China Timur dan Selatan, tanpa menyebut Beijing.
Jepang dan Filipina - yang terikat oleh perjanjian pertahanan bilateral dengan AS - juga terlibat dalam sengketa teritorial terpisah dengan China di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
Kantor Marcos mengatakan Biden juga memuji pemimpin Filipina atas tanggapan diplomatiknya terhadap kegiatan agresif dan koersif China di Laut Cina Selatan.
Tahun lalu Filipina meratifikasi perjanjian militer dengan Jepang yang akan memudahkan masuknya tentara ke negara masing-masing untuk latihan militer bersama. Penjaga pantai ketiga negara juga menggelar latihan bersama pada tahun 2023.
Putusan pengadilan arbitrase internasional tahun 2016 membatalkan klaim Beijing atas Laut China Selatan, dengan mengatakan klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum internasional, sebuah keputusan yang ditolak China.
Ketegangan antara China dan Filipina telah meningkat dalam dua tahun terakhir akibat pertikaian antara penjaga pantai mereka di Laut China Selatan.