Bisnis.com, JAKARTA - Kebakaran hutan terbesar dan paling merusak dalam sejarah Los Angeles berisiko menimbulkan kerugian hingga miliaran dolar bagi perusahaan asuransi.
Melansir Reuters, Jumat (10/1/2025), tim analis Morningstar DBRS mencatat api yang melahap kawasan Pacific Palisades, Eaton, Hurst, dan beberapa wilayah lain di Los Angeles, diperkirakan memicu klaim asuransi lebih dari US$8 miliar atau sekitar Rp130 triliun.
Jumlah ini melampaui rekor kebakaran Woolsey tahun 2018 di California, yang mencatatkan kerugian lebih dari US$6 miliar.
Jasper Cooper, pejabat senior Moody's Ratings, memprediksi kerugian asuransi mencapai miliaran dolar, mengingat tingginya nilai properti dan bisnis di kawasan tersebut.
Namun, pemilik rumah menghadapi tantangan serius dalam mendapatkan asuransi di wilayah rawan bencana, karena sejumlah perusahaan asuransi besar telah menarik diri dari pasar.
“Dampak negatif kebakaran ini diperkirakan akan terus terasa di pasar asuransi negara bagian secara luas,” kata analis senior di Moody's Denise Rappmund.
Baca Juga
Biaya pemulihan yang meningkat tidak hanya mendorong kenaikan premi, tetapi juga berpotensi mengurangi aksesibilitas asuransi properti, lanjutnya.
Menurut Morningstar DBRS, sebagian besar kerugian mungkin tidak tercakup oleh asuransi tradisional dan hanya akan mendapat perlindungan melalui rencana California FAIR, yang ditujukan untuk membantu pemilik rumah di wilayah dengan risiko tinggi.
Salam laporan terbarunya, JPMorgan memperkirakan kerugian asuransi sebesar US$20 miliar, seperti yang dilaporkan oleh The Insurer, publikasi Thomson Reuters. Angka ini naik dua kali lipat dari estimasi sebelumnya akibat peningkatan skala kerusakan.