Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut terwujudnya swasembada pangan dapat menghemat devisa negara hingga US$5,2 miliar atau sekitar Rp84 triliun (asumsi kurs Rp16.154 per dolar AS).
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menuturkan bahwa penghematan devisa negara dapat tercapai jika swasembada untuk empat komoditas berhasil dilakukan. Perinciannya, antara lain beras, gula, garam, dan jagung.
Untuk itu, Kemendag mendukung upaya swasembada pangan, terutama untuk empat komoditas tersebut.
“Apabila swasembada untuk empat komoditas tersebut dilakukan, kita dapat menghemat devisa sekitar US$5,2 miliar,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (7/1/2025).
Menurutnya, penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, salah satunya dalam hal penyediaan pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan.
Adapun dalam lima tahun terakhir, yakni 2020–2024, Budi menuturkan bahwa Indonesia mengimpor komoditas beras, gula, garam, dan jagung dengan nilai yang cukup besar.
Baca Juga
Kendati demikian, Budi mengungkapkan tren impor gula dan garam cenderung turun pada periode tersebut.
Lebih lanjut, Budi juga menyoroti sejumlah produk pangan yang mampu menunjukkan keberhasilan swasembada dengan surplus yang diarahkan untuk ekspor. Misalnya, minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang memiliki pangsa pasar ekspor secara nasional sebesar 11,2%.
Selain itu, untuk mendukung penyimpanan pasokan barang kebutuhan pokok, Kemendag juga mempersiapkan gudang-gudang program Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai penyimpanan komoditas pertanian.
Budi mengungkap, terdapat enam gudang SRG aktif, 17 flat, dan satu silo SRG pada posisi idle (belum beroperasi) di Jawa Timur. Adapun, kapasitas total gudang SRG idle di wilayah Jawa Timur mencapai 25.900 ton.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa pemerintah akan menghentikan impor empat komoditas pangan pada 2025, yakni beras, jagung, gula, dan garam.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga telah menyetujui agar tak ada lagi kegiatan impor pangan seperti beras, jagung, gula, hingga garam pada tahun ini.
“Alhamdullilah dalam ratas yang pertama kami sudah memutuskan, yang pertama dulu tidak impor beras, ya, Pak Mentan ya? Tahun depan, tidak impor beras, jagung, tambah gula untuk konsumsi, tambah garam,” ujar Zulhas usai menghadiri Rapat Terbatas (ratas) di Istana Negara, Senin (30/12/2024).
Zulhas menjelaskan komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut salah satunya dengan mengurangi ketergantungan impor pangan yang dimulai pada 2025. Di samping itu, upaya penghentian impor juga untuk mencapai visi swasembada pangan yang menjadi program prioritas utama pemerintah.